Sunday, 31 March 2013

Arab N India Hot Girl


































SHARE TWEET
Friday, 29 March 2013

Tukar Pasangan di Kost

Semua berawal pada suatu ketika dimana aku dan istriku pindah ke sebuah rumah kost di sebuah kota besar, sebut saja kota X, dimana aku harus pindah ke kota itu karena tempat kerjaku menugaskan aku untuk menjadi kepala cabang di kantor yang baru. Kost yang kami tempati ini memang khusus untuk karyawan dan juga keluarga oleh sebab itu kost ini sangat lengkap mulai dari dapur hingga kamar mandi dalam semua ada. Sudah sebulan kami tinggal disini, aku dan istriku sudah mulai terbiasa bergaul dengan para tetangga kost kami. “Pagi mas Ridwan. Berangkat kerja?” sapa seorang perempuan. Dia adalah istri tetangga kost kami yang bernama Susno, perempuan ini sendiri bernama Safitri. “Iya nih mbak. Mau bareng?” tanyaku kepada Safitri atau mbak Fitri begitu kami biasa menyapanya. Memang lokasi kerjanya berdekatan dengan kantorku. Mbak Fitri lalu mengangguk tanda setuju, “Boleh mas. Tapi nggak apa-apa nih nebeng di mobilnya mas Ridwan? Ntar mbak Nia marah lagi.” Kata mbak Fitri kepadaku. Aku hanya tertawa karena saat itu Nia, istriku juga berada disampingku. Nia ikut tertawa mendengar candaan mbak Fitri.

Aku dan Nia memang pasangan baru. Kami baru menikah 1 tahun lalu dan belum dikaruniai seorang anak. Istriku Nia berusia 27 tahun, 2 tahun lebih muda dariku. Sementara itu pasangan Susno dan Safitri berusia sekitar 32 tahun dan 29 tahun. Jadi bisa dibilang mbak Fitri itu seumuran denganku. Suaminya, Susno memang tidak bekerja karena sudah satu tahun ini dia di PHK, makluk sedang krisis ekonomi jadi banyak PHK dimana-mana. Dulunya dia bekerja di perusahaan plastik sementara istrinya bekerja sebagai pegawai perusahaan keuangan yang cukup terkenal di Indonesia walaupun dia hanya sebagai bawahan. Sesampainya di kantor aku berpisah dengan mbak Fitri yang memang berjalan kaki dari kantorku menuju kantor tempat dia bekerja. Beberapa karyawan melirik kearah kami dan aku yakin mereka bertanya-tanya siapa sebenarnya perempuan yang dibawa atasannya itu. Aku sih tidak ambil pusing karena memang pada dasarnya Safitri memang cukup cantik walaupun tidak secantik istriku. Namun body nya memang lebih yahud dan berisi.

Terutama buah dadanya yang sedari tadi kuperhatikan sekitar F-Cup jauh lebih besar dibandingkan istriku yang cuman C-Cup. Ah ada apa dengan diriku ini? Kenapa aku malah kepikiran mengenai tubuh istri orang. Akhirnya aku masuk juga ke gedung kantorku sambil berusaha melepaskan pikiran mesum itu dari otakku. Hari demi hari berlalu dan aku sering sekali berangkat bareng dengan mbak Fitri, memang sih baik istriku maupun suami mbak Fitri tidak pernah cemburu atau keberatan. “Kasihan mbak Fitri mas kalau sendirian jalan.” Kata istriku saat aku bilang apa dia keberatan kalau aku berangkat bareng dengan mbak Fitri. Memang sih dari tempat kost kami untuk mencapai daerah tempat kerjaku harus jalan sekitar 100 meter menuju jalan besar yang kemudian harus naik angkot sebanyak dua kali agar bisa sampai ke daerah tujuan kami. Aku bisa membayangkan kalau Mbak Fitri berangkat kerja sebelum ada aku dulu seperti apa susahnya. Pagi hari itu aku seperti biasa bersiap untuk ke kantor dan istriku membawakan aku bekal makan siang.

Nia memang juru masak yang handal. Selama ini aku tidak menolak tiap kali dia membawakan bekal karena memang masakannya luar biasa enak, maklum setahun kursus masak waktu kuliah dulu. “Mas, maaf udah nungguin lama yah? Habisnya mas Susno tadi rewel terus minta dilayanin sih. Maaf ya kalo kelamaan nunggunya.” Kata mbak Fitri ramah. Aku kaget juga melihat penampilan mbak Fitri kali ini. Memang dia mengenakan pakaian kerja tetapi rok nya kulihat lebih pendek dari biasanya begitu juga dengan kerah bajunya seperti lebih lebar dan terkesan lebih turun. Mbak Fitri lalu mengenakan sepatunya dengan posisi setengah menungging. Aku yang saat itu sedang berdiri didepannya, kontan saja melihat pemandangan aduhai dari depan. Sepasang payudara mbak Fitri seperti menggelantung seolah ingin melepaskan dirinya dari bra warna ungu yang membungkusnya. Besar dan bentuknya indah sekali, batinku dalam hati. Mas Susno benar-benar beruntung memiliki istri seperti mbak Safitri.

Sudah cantik, bodynya bagus, dadanya juga besar, pastilah hebat saat bermain diranjang. Sesaat aku membandingkan dengan istriku. Penyesalan muncul dibenakku. Akh, lelaki macam apa aku ini, membayangkan istri orang lain sementara aku sendiri sudah beristri dan istrikupun juga selalu setia terhadapku. Bahkan akhir-akhir ini setidaknya seminggu belakangan ini istriku terasa lebih hangat dari sebelumnya. Kami menjadi seperti pasangan suami istri baru lagi. Tadi malam saja dia minta untuk bercinta sampai dua kali padahal sebelumnya paling tiga atau empat hari sekali. Entah apa yang mempengaruhi hasrat seksualnya sekarang ini. “Wah kok macet ya? Padahal kalau lewat jalan ini nggak macet tuh jam segini.” Celetukku pelan. Mbak Fitri tersenyum terus meneruskan membaca buku laporan keuangan yang dia pegang. Sesekali aku melirik kearah pahanya yang tersingkap karena mobilku ini memang tempat duduknya cukup rendah jadi aku bisa melihat paha mulus mbak Fitri dengan jelas.

“Eh mas. Sepertinya ada demo deh disana? Waduh bakalan telat kalo gini.” Mbak Fitri kelihatan mulai khawatir. Memang benar ada demo di persimpangan jalan didepan kami. Entah apa topik demonya karena aku juga tidak begitu peduli lagi, yang kupedulikan hanyalah pekerjaanku di kantor dan kesempatan lirik-lirik paha mbak Fitri. Lumayan buat selingan, batinku. Habis sudah rasa penyesalanku tadi. Untungnya kami sampai kantor tepat pada waktunya. Kali ini sampai di kantor ada kejutan yaitu temanku waktu kuliah dulu yang sekarang bekerja sebagai manager sebuah perusahaan kimia swasta berkunjung. “Wah, Rid, sekarang kamu udah sukses ya. Sudah jadi pimpinan cabang sekarang. Hahaha…” seloroh sobatku yang satu ini. Aku hanya membalasnya ringan, aku memang bukan tipe orang yang suka memamerkan prestasi sih. “Eh, cewek yang tadi bareng sama kamu itu siapa sih? Kece juga tuh cewek. Bodynya keren dan wajahnya juga mantap punya tuh. Siapa sih? Kenalin donk!” goda Iwan temanku ini.

Aku hanya tersenyum simpul saja tapi dia malah semakin penasaran dan membombardirku dengan berbagai pertanyaan susulan. “OK, OK, gua jawab. Dia tuh tetangga kost gua. Dia tinggal di kamar sebelah kamar kost gua. Lagian dia kerja didekat sini maka dari itu gua anterin dia kesini barengan ma gua. And sekedar informasi, dia udah punya suami bro.” kataku menjelaskan daripada nanti di berondong pertanyaan lagi. “Heh? Emangnya istrimu nggak cemburu tuh? Kalian khan pasangan muda, biasanya istri suka cemburu kalau suaminya bareng cewek lain yang cantik. Khan bawaan dari masa pacaran masih ada hahaha…” Iwan kembali menggodaku sambil melihat-lihat foto-foto di dinding ruang kantorku. Aku hanya menghela nafas saja, “Istriku nggak seperti itu lagi. Dia orangnya kagak pencemburu. Dia juga yang nyuruh gua buat nganterin mbak Fitri dari pada ntar dia jalan sendiri khan kasihan.” Kataku padanya. Iwan tertawa lagi, “Wah boleh juga tuh. Kalo ntar aku punya istri aku pengin kaya istrimu tuh, orangnya nggak cemburuan.

Nggak kaya pacarku sekarang ini, cemburuannya minta ampun. Tiap jam telepon terus kalau nggak ya sms. Dikira aku pembantunya apa yah…” selorohnya sambil tertawa. Memang sih pacar Iwan pencemburu berat padahal sudah pacaran selama 3 tahun lebih. “Tapi Rid…” Iwan menimpali lagi, “Memangnya kamu nggak ada rasa tertarik sama mbak Fitri itu? Dia cantik lho dan seksi lagi. Bayangin aja kalau kamu di ranjang dilayanin dia sama istrimu…pasti seru tuh…hahahaha….threesome gitu.” Katanya lagi. Aku memang tidak kaget dengar ucapan itu dari Iwan karena sejak waktu kuliah dulu memang mulutnya sering mengeluarkan ucapan-ucapan seronok apa adanya. Dia paling gemar berbicara soal seks walaupun tidak pernah berhubungan seks dengan perempuan manapun selama ini. “Halah…lo ini ngomong apaan sih. Mana mau istri gua diajakin threesome. Dia orangnya konvensional kok.” Kataku pada Iwan. Memang selama ini istriku selalu konvensional dalam bermain cinta. Selama satu tahun ini kami hanya bermain cinta menggunakan gaya-gaya yang itu-itu saja.

Kecuali dua hari terakhir ini dimana kami berdua menggunakan gaya baru sama sekali dalam bercinta dan memang efeknya dahsyat. Aku sendiri tidak tahu dari mana dia mendapatkan gaya tersebut. Sesiang ini aku memikirkan ucapan sahabatku itu. Threesome, sepertinya menarik tapi mana mau istriku melakukannya. Lagipula mana mau mbak Fitri melakukannya karena didekat kami juga terdapat suaminya. Tentu saja resiko sangat tinggi jika suaminya sampai tahu mengenai hal ini. Sore harinya aku mendapat kejutan keduaku. Mbak Fitri datang berkunjung ke kantorku. Memang kala itu kantorku sudah tutup dan tinggal aku bersama dengan dua orang satpam diluar dan dua orang petugas cleaning service. “Lho, mbak Fitri belum pulang? Ini khan sudah jam 5 sore. Bukannya mbak Fitri selesai kerja jam 4 tadi?” kataku sambil mempersilakan perempuan cantik ini masuk kantor kerjaku. Mbak Fitri tersenyum manis, “Iya nih mas. Tadi saya telat pulang karena pembukuan akhir bulan masih menumpuk lalu saya kerjain aja sekalian biar besok lebih senggang waktunya. Kirain mas Ridwan belum selesai kerjanya ternyata sudah ya…”

“Akh, ini mbak, biasa tender dengan klien sudah selesai dan rapatnya diundur tiga hari lagi karena klien yang satunya berhalangan hadir. Sebenarnya sih jadwalnya pulang jam 6 nanti tapi kalau sudah tidak ada yang dikerjakan ya mau apalagi.” Kataku menjelaskan. Memang para karyawan sudah pulang sejak jam 4 tadi sementara aku tetap disini karena menghindari macet dan biasa mulai pulang jam 7 atau setengah 7 untuk menghindari kemacetan. “Ohh gitu. Kirain sedang ada apa. Wah berarti saya mujur dong karena nggak ketinggalan hehehe…” kata mbak Fitri bercanda. Dalam hatiku sih aku senang-senang saja malam ini dia pulang bareng denganku karena malam ini dia pakai pakaian yang sangat seksi. Kenapa harus dilewatkan, iya khan? Kami lalu ngobrol berdua di ruangan kantorku sambil minum sereal hangat yang kubuat. Sesekali mbak Fitri mengalihkan silangan kakinya dari kiri ke kanan saat itulah aku bisa melihat jelas celana dalam mbak Fitri karena kami duduk berhadap-hadapan.

Pahanya yang mulus putih itu semakin lama membuatku semakin tak kuasa menahan rasa ingin memeluknya dan mencumbu perempuan cantik ini dan mengabaikan kalau dia ini istri orang lain. Jam sudah menunjukkan pukul 6 malam. Masih tersisa waktu setengah jam lagi untuk kami berduaan. Serasa hatiku ini tidak rela untuk pulang dan ingin berlama-lama dengan wanita didepanku ini. Aku tahu ini salah tetapi hasrat sebagai seorang lelaki membuatku tak dapat berpikir jernih. “Mas, gimana kalau sambil menunggu jam tujuh kita makan dulu. Didepan kantor ada warung makan yang enak.” Usul mbak Fitri kepadaku. Aku sih setuju-setuju saja. Lagipula perutku juga sudah mulai lapar. Padahal biasanya aku betah-betahin untuk menahan lapar sehingga sampai dirumah nanti bisa makan masakan istriku. Tetapi kali ini berbeda. Jadi juga akhirnya kami berdua makan di warung makan itu. Walaupun tidak begitu besar tetapi bersih dan masakannya juga enak walaupun tidak seenak masakan istriku tentunya. “Sudah jam 7 kurang 15 menit.

Kita masuk mobil saja dulu sepertinya jalanan sudah mulai longgar tuh.” Kataku pada Mbak Fitri. Perempuan ini mengangguk setuju dan akhirnya kami masuk ke mobil sedanku. Sebuah peristiwa tak terduga terjadi secara tak sengaja. Mbak Fitri tersandung saat akan masuk kedalam mobil. Tubuhnya terhempas kedepan dan menindih aku yang sudah duduk di kursi. Untung saja kepalanya tidak terantuk setir mobilku. Namun yang membuatku gugup adalah kepalanya pas sekali ambruk di atas selangkanganku. Tanganku juga tak sengaja tertindih payudaranya yang besar itu. Entah apa yang merasukiku, tanganku tanpa dapat kukendalikan lagi meremas payudara perempuan ini. Mbak Fitri melenguh pelan lalu bangkit dari terpuruknya. Wajahnya memerah sepertinya menahan malu. Aku sendiri juga malu setelah sadar kalau batang kemaluanku ternyata sudah tegang saat wajah mbak Fitri tanpa sengaja menyentuh selangkanganku ini. Kami berdua terdiam cukup lama di dalam mobil ini. Aku mencoba membuka percakapan dan saat itulah kami bertatapan muka. Pandangan kami beradu cukup lama.

Entah apa yang mempengaruhiku, aku mulai berani mendekatkan wajahku kepadanya. Sesaat kemudian bibir kami saling bersentuhan. Setan apa yang mendorongku aku sendiri juga tidak tahu. Yang jelas selang beberapa detik saja kami sudah saling melumat bibir satu sama lain. Mobil itu menjadi saksi betapa panasnya ciuman kami berdua, diluar dugaan Mbak Fitri sangat mahir dalam berciuman. Dia juga tidak sungkan ketika aku menggunakan lidahku dalam berciuman. Tidak cukup hanya itu, tanganku sudah mulai meraba payudara Mbak Fitri lagi yang saat itu masih berbalutkan pakaian kerja. Aku copot jas kerjanya lalu satu demi satu kancing kemeja Mbak Fitri aku lepaskan hingga sekarang tinggal bra warna krem-lah yang menjadi penghalang mataku dengan payudara indah wanita cantik ini. Remasan-remasan tanganku sepertinya sudah berhasil membangkitkan gairah terpendam milik Mbak Fitri. Dia semakin liar saja. Bahkan tangannya sudah berani mengusup kedalam celana panjangku dan hanya butuh waktu beberapa detik saja sebelum akhirnya dia berhasil menemukan batang penisku yang memang bukan hanya sudah tegang tetapi sudah basah.

Mbak Fitri tersenyum begitu tahu kalau aku juga terangsang berat. Lalu dia merebahkan kursinya dan mencopot bra yang dia pakai sehingga aku bisa dengan leluasa menikmati pemandangan indah tersebut. Buah dada Mbak Fitri memang benar-benar besar. Sesuai dengan dugaanku yaitu F-Cup. Aku tak sabar ingin meremas dan menciumi payudara indah tersebut beserta puting susunya yang sudah tegang menantang itu. Sesekali tubuh Mbak Fitri membusung tiap kali aku menghisap puting susunya yang mancung itu. Tanganku meraba vagina wanita cantik ini dan ternyata celana dalamnya sudah basah sekali. Tanpa pikir panjang segera ku singkap rok mininya itu sehingga tersingkap keatas lalu kutarik celana dalamnya hingga lepas. Sekarang bukan cuma payudara Mbak Fitri yang terlihat jelas tetapi juga vaginanya dapat jelas kulihat. Perempuan ini masih sedikit malu-malu ketika aku berhasil melucuti celana dalamnya. Sebelah tangannya berusaha untuk menutupi vaginanya yang tercukup rapi itu. Namun aku tak ambil pusing, jemariku segera bekerja disana.

Jari telunjuk dan jari kelingkingku membuka bibir vagina Mbak Fitri yang sudah basah itu sementara jaru tengan dan jari manisku kuarahkan kedalam vaginanya. Dengan gerakan menusuk-nusuk membuat mbak Fitri semakin kalang kabut dibuatnya. Desahan demi desahan tak terhindarkan lagi keluar dari mulutnya. “Akhh..Mas..jangan disitu…akhhh…” desahnya lagi saat jemariku berkarya di liang kewanitaannya. Cairan pelumas segera kembali meluber membasahi bibir vagina wanita cantik ini. Memang soal permainan jari aku sudah ahli. Istriku saja sampai kubuat orgasme dengan jari saja. Klitorisnya mulai menegang dan tanda dia akan orgasme semakin dekat saja. Beberapa menit kemudian berkat permainan jemariku di vaginanya ditambah dengan cumbuan tangan dan bibir beserta lidahku di sepasang payudaranya, Mbak Fitri mencapai klimaksnya. Dia mendesah cukup keras sambil menahan jeritan nikmat. Bibir bawahnya dia gigit sendiri menahan sensasi kenikmatan yang meluap dari dalam dirinya. Tubuhnya mengejang sesaat lalu setengah menit kemudian dia lemas.

Peluh membasahi tubuh seksi dan montok wanita ini. Mbak Fitri akhirnya mencapai klimaksnya hanya dengan petting saja. Aku tersenyum melihatnya terduduk lemas di bangku mobilku yang sudah disandarkan. “Mbak Fitri benar-benar hebat. Mas Susno beruntung punya istri secantik dan seseksi mbak Fitri.” Pujiku. “Aku sebenarnya sudah lama suka dengan mbak Fitri hanya saja selalu kutahan, sekarang aku sudah puas bisa bermesraan dengan wanita secantik mbak ini.” Pujiku lagi. Wajah mbak Fitri memerah entah karena pergumulan tadi atau karena menahan malu karena sudah menyerahnya separuh dirinya padaku padahal dia punya seorang suami yang menunggunya dirumah. “Mas Ridwan ini memujinya kok tinggi banget sih? Ntar aku jadi ke ge-er-an lho. Lagian mas Ridwan khan juga punya istri cantik. Pasti mbak Nia juga setiap malam merasakan keahlian tangan mas Ridwan ini, beruntungnya mbak Nia ya…” ujar Mbak Fitri. Aku tersanjung dibuatnya karena dia mengakui kehebatan jemariku ini. Belum sempat aku bicara tiba-tiba tangan Mbak Fitri menyentuh penisku lalu dengan cekatan dia mengocoknya perlahan.

Batang kejantananku yang sebelumnya sudah setengah tiang sekarang kembali perkasa hanya dengan sedikit sentuhan dan rangsangan dari Mbak Fitri. Lalu tanpa kuduga Mbak Fitri mengarahkan bibirnya ke ujung penisku dan menciumnya perlahan lalu lidahnya bermain di ujung penisku itu dan pada akhirnya seluruh batang kemaluanku itu dilumatnya masuk kedalam mulut wanita cantik ini. Rasanya bagaikan di awang-awang. Disertai dengan rangsangan tangannya pada buah zakarku, mulut Mbak Fitri maju mundur seolah mengocok penisku sembari dari dalam, lidahnya tak henti-hentinya melumat batang kemaluanku ini. “Mbak Fitri…akhhh…” desahku menahan rasa nikmat. Tak butuh waktu lama sampai akhirnya aku merasa akan mencapai klimaks. Lalu Mbak Fitri mencabut penisku dari mulutnya begitu dia tahu kalau aku sudah nyari ejakulasi. Aku lalu mengarahkan penisku ke belahan payudaranya. Mbak Fitri lalu menggunakan himpitan sepasang payudaranya untuk mengocok batang penisku ini. “Keluarin aja semua mas. Aku pengen mas Ridwan juga merasakan nikmat seperti yang aku rasakan tadi.” Kata Mbak Fitri sambil sesekali menjilati ujung kemaluanku.

“Akhh..mbak…aku keluar…akhhh…” racauku sambil kedua tanganku menekan pundak Mbak Fitri. Batang kemaluanku berdenyut sangat cepat lalu cairan putih kental menyembur membasahi sepasang buah dada wanita cantik ini bahkan beberapa sempat menyemprot kearah wajah Mbak Fitri. “Maaf mbak. Tadi nggak sempet aku kontrol. Wajah mbak jadi kotor deh.” Kataku meminta maaf. Mbak Fitri hanya tersenyum sambil membersihkan wajahnya dengan tissue sementara aku membantu membersihkan payudaranya dengan tissue juga. “Nggak apa-apa kok. Kalau mas Susno sering nakal sih menyemprotkan didalam mulut tanpa bilang-bilang padahal saya nggak suka dengan rasanya, jadi pengen muntah mas.” Sahutnya pelan. “Mungkin karena belum biasa aja kali mbak.” Kataku. Padahal istriku sendiri juga tidak pernah mau menelan spermaku. Dia selalu marah-marah ketika aku tanpa sengaja atau sengaja menyemprotkan cairan maniku kedalam mulutnya ketika melakukan oral seks. Akibatnya dia sering kali menolak melakukan oral seks tersebut. Jam sudah menunjukkan pukul setengah delapan malam.

Kami lalu merapikan diri dan bergegas pulang. Sepanjang perjalanan aku tak henti-hentinya meraba-raba payudara Mbak Fitri yang sudah terbungkus oleh bra itu. Wanita cantik itu hanya tersenyum melihat ulahku. Dia sempat membalas dengan meraba dan mengocok kembali penisku namun karena aku nyaris kehilangan kendali atas setir mobilku maka niatan itu dia hentikan. Sesampainya dirumah, Mbak Fitri langsung masuk kamarnya sementara aku sudah ditunggu istriku. “Mas, kok baru pulang? Macet ya?” tanya istriku, aku hanya mengiyakan saja. Seandainya dia tahu kalau aku habis petting habis-habisan dengan Mbak Fitri entah apa yang akan dia lakukan. Malam itu istriku tumben tidak meminta jatah malamnya. Tapi bagiku tidak masalah karena aku sudah mendapatkan dari Mbak Fitri walaupun hanya sebatas blow job saja. Dua hari kemudian, tepat akhir pekan, pekerjaanku sepertinya sudah selesai semua dan aku mempunyai waktu luang cukup banyak. Semua laporan dan pembukuan sudah ditangani dan sejak jam 12 siang aku sudah bebas dari pekerjaan.

Sebenarnya aku bisa saja pulang namun aku iseng ingin kembali mengulang kebersamaanku dengan mbak Fitri tempo hari. Iseng-iseng aku telepon Mbak Fitri lewat telepon kantorku dan dia menyahutnya. Ternyata Mbak Fitri juga sedang senggang. Lalu kami makan siang berdua. “Wah kebetulan mas, saya juga sedang nggak ada kerjaan. Maklum selama dua hari terakhir ini selalu lembur jadi semua laporan sudah selesai. Mas sendiri habis ini mau kemana?” tanya Mbak Fitri diselang makan siang kami. “Hmmm, nggak tahu yah. Tapi kalau Mbak Fitri memang udah nggak ada kerjaan gimana kalau kita keluar aja. Kebetulan tadi ada selebaran promo mengenai tempat karaoke yang baru. Tempatnya nggak begitu jauh dari sini dan katanya sih lumayan eksklusif gitu.” Ajakku. Dalam hati aku berharap agar dia setuju. Mbak Fitri menghabiskan minumannya lalu beranjak berdiri. “Boleh juga tuh mas. Ayo! Lagi pula dari pada bengong di kantor.” Dia setuju dan dengan hati gembira penuh pengharapan aku melajukan mobilku kearah tempat tujuan kami. Ternyata tempat karaoke itu benar-benar eksklusif, jadi wajar saja kalau promonya juga besar-besaran di perkantoran.

Aku lalu memesan kamar untuk kami berdua selama dua jam. Pelayan disana lalu menyajikan menu minuman dan makanan ringan untuk teman karaoke kami. Setelah selesai administrasinya kami langsung menuju ke kamar yang di maksud. “Wah, gede juga yah. Ini sih bisa untuk delapan sampai sepuluh orang mas.” Kata Mbak Fitri kepadaku. Memang sih kamarnya cukup besar dengan televisi LCD ukran 30 Inchi dan sound lengkap. Sofanya yang besar juga empuk bahkan pas buat tidur sekalipun….tidur? Ya, pikiran itu terbersit di otakku baru saja. Selama lima belas menit pertama kami hanya berkaraoke berdua sambil sesekali menenggak minuman dalam botol. Aku tahu minuman itu mengandung alcohol sekitar 5% namun Mbak Fitri sepertinya tidak sadar dan menganggap kalau muniman itu hanyalah soft drink biasa. Setelah hampir dua botol minuman itu habis kami tenggak, aku mulai melihat Mbak Fitri sudah mulai tipsy walaupun belum sepenuhnya mabuk. Bicaranya mulai sedikit ngelantur. Aku mempergunakannya untuk mendekatinya.

Sengaja aku mendekatkan wajahku dengan wajahnya dan sesuai dugaanku tak butuh waktu lama untuk akhirnya kami berdua berciuman dengan mesra atau lebih tepatnya dengan panas. Nafsu sudah sampai diujung kepala dan tak tertahankan lagi. Baik aku maupun Mbak Fitri masing-masing saling melucuti baju pasangannya. Sejak awal memang aku sudah mengunci pintu kamar ini sehingga aku sudah bebas kekhawatiran jika ada orang masuk. Sekarang dihadapanku adalah Mbak Fitri yang sudah bugil total. Dia tidak mengenakan sehelai benangpun ditubuhnya begitu juga denganku. Kami lalu berpagutan mulut kembali. Lidah kami berdua saling melilit dan menjilat satu sama lain sementara kedua tangan kami bergerilya ke area rawan pasangan masing-masing. Tangan Mbak Fitri mulai mengocok penisku sementara tangan yang satunya mengelus dadaku yang bidang ini. Sementara itu dia membiarkan kedua payudaranya aku mainkan malah dengan tangannya dia mengarahkan sebelah tanganku yang satu lagi untuk menstimulsi vaginanya yang sangat basah itu. Kembali Mbak Fitri merasakan kenikmatan permainan tanganku yang memang pernah membuatnya orgasme dua hari lalu. Sekarang tidak ada lagi bunyi orang bernyanyi yang ada hanya bunyi desahan kami berdua yang sedang berpacu dengan kenikmatan.

Aku lalu merebahkan tubuh Mbak Fitri ke sofa yang lebar itu lalu mengangkat kedua tungkai kakinya dan menyandarkan kedua tungkai kakinya tersebut ke pundakku. Perlahan aku mengarahkan penisku kearah vagina Mbak Fitri namun Mbak Fitri sepertinya sadar hal tersebut dan dengan kedua tangannya berusaha untuk menutupi vaginanya agar aku tidak bisa penetrasi. “Mas Ridwan, jangan! Aku masih belum siap. Aku nggak mau mengkhianati mas Susno lebih dari ini.” Ujar Mbak Fitri sambil berusaha mencegahku. Namun nafsuku sudah sampai di ubun-ubun membuatku tidak peduli lagi. Aku lalu menindih tubuhnya sambil kedua tanganku menarik tangannya keatas kepala Mbak Fitri dan mencekalnya supaya tidak berontak lagi sambil bibirku terus menjelajah bibir, leher dan payudara wanita cantik ini. Akhirnya Mbak Fitri kehabisan tenaga untuk melawan, mungkin juga karena dia sudah tipsy sebelumnya. Wanita cantik itu hanya menyerah begitu saja ketika ujung penisku mulai menyentuh bibir vaginanya yang merah merekah itu. Dengan sedikit dorongan akhirnya kepala penisku masuk juga kedalam liang senggamanya diiringi dengan desahan yang keluar dari mulut perempuan seksi ini. “Mas Ridwan…akhhh…” desahnya sambil memalingkan mukanya kesamping mungkin Mbak Fitri malu karena penisku sekarang sudah menjebol batas kesetiaannya kepada suaminya. Sekarang penis pria yang bersarang di vaginanya bukanlah milik suaminya melainkan milik orang lain.

“Mbak Fitri, ternyata vagina mbak Fitri masih sempit ya. Mas Susno pasti senang tiap hari dapat jatah dari Mbak Fitri.” Ujarku dan Mbak Fitri semakin malu dibuatnya. Wajahnya memerah dan tak ada satu patah katapun terucap dari bibir manisnya itu. “Akhhh…pelan mas…” ujar Mbak Fitri ketika aku mulai kembali mendorong masuk batang penisku yang tersisa. Apa mungkin penisku ini lebih besar dari milik Mas Susno atau memang vagina Mbak Fitri yang memang sempit. Perlahan tapi pasti akhirnya aku berhasil melesakkan seluruh bagian penisku kedalam vagina Mbak Fitri. Pelan-pelan aku mulai menyodok-nyodok penisku yang bersarang di liang kewanitaan perempuan cantik ini. Sekarang Mbak Fitri seolah tergolek tak berdaya di depanku. Aku menindihnya dengan nafsu yang terus bertambah. Pompaanku yang semula pelan sekarang sudah mulai cepat. Entah berapa kali pompaanku berhasil membuat ujung penisku menyodok dinding rahim Mbak Fitri. “Akhh..mas..pelan-pelan!” ucap Mbak Fitri lirih diiringi desahan suaranya.

Suara seksi desahan yang keluar dari mulut wanita ini bercampur dengan bunyi kecipak cairan kedua kemaluan kami yang saling beradu. Suara khas orang bercinta ini memenuhi seluruh ruangan. Untungnya ruangan ini kedap suara karena jika tidak maka bisa terdengar diluar sana. Aku mengangkat tubuh Mbak Fitri hingga kami sekarang duduk berhadap-hadapan sementara tubuhnya aku pangku dengan pahaku. Aku tak henti-hentinya mengangkat-angkat pantatnya agar penisku tetap bisa memompa vagina Mbak Fitri sambil sesekali menggoyangnya kekiri dan kekanan sehingga ujung penisku ini bisa menelusuri dinding liang senggama istri Mas Susno ini. Namun tak butuh waktu lama sampai Mbak Fitri mulai terhanyut dalam permainanku dan dia dengan sukarela menaik turunkan selangkangannya sendiri sehingga sekarang aku tinggal menikmati pelayanan Mbak Fitri ini. Dengan gaya women on top perempuan ini semakin beringas saja. Aku bisa melihat payudaranya bergoyang kesana kemari karena ukurannya yang besar sehingga menjadikan pemandangan seksi sekali bagiku karena milik istriku tidak sampai sehebat itu berguncangnya.

Sambil tanganku meremas-remas buah dadanya aku ikut membombardir vagina Mbak Fitri dari bawah. Cairan kemaluan keluar deras dari vagina Mbak Fitri disertai tubuhnya yang mengejang. Ternyata Mbak Fitri sudah mencapai klimaksnya kali ini. Namun aku masih belum puas, lalu aku kembali menindih wanita cantik ini dan kembali menumpangkan kedua tungkai kakinya di bahuku dan menindih tubuh seksinya itu sehingga lutut Mbak Fitri sekarang menyentuh buah dadanya sendiri. Lalu dengan tak kalah beringas aku memompa penisku didalam vaginanya dengan cepat hingga beberapa menit kemudian aku merasakan penisku mulai berkedut keras dan akhirnya menyemburkan cairan putih kental di dalam rahim Mbak Fitri. Tak ada nada protes dari mulut Mbak Fitri walaupun kala itu dia tahu kalau didalam rahimnya telah penuh cairan spermaku. Beberapa bahkan mengalir keluar lewat bibir vaginanya. Tak ada pikiran takut akan resiko hamilnya Mbak Fitri nanti. Kami berdua hanya memikirkan kepuasan hasrat kami saja.

Sepuluh menit kemudian kami lalu merapikan diri dan menyudahi acara karaoke ini walaupun baru satu jam kurang lebih kami menggunakan ruangan tersebut. Setelah menyelesaikan urusan administrasi kami segera cabut dari tempat itu dan pulang kerumah. Hanya ada diam selama di dalam mobil yang melaju kala itu. Mbak Fitri terdiam begitu juga dengan aku. Mungkin Mbak Fitri menyesali semua keputusannya yang menyerahkan kesetiaan cintanya akan sang suami dengan hasrat seksualnya denganku. Aku sendiri diam karena bingung harus ngomong apa dengannya. Sesampainya dirumah kost, sepertinya rumah masih sepi dan seluruh penghuni kost tidak ada dirumah. Maklumlah karena semua penghuni kost merupakan karyawan dan jika ada pasangan suami istri tinggal disana juga adalah pasangan muda yang baik lelaki maupun perempuannya bekerja dan pulang biasanya jam 5 sore atau malam malahan. Berarti tinggal ada istriku Nia dan suami Mbak Fitri, batinku dalam hati. Ketika kami berdua melangkah dan mendekati kamar kami yang bersebelahan, aku mendengar suara rintihan dan desahan dari kamar Mas Susno dan Mbak Fitri.

Sepertinya Mbak Fitri juga mengetahui hal tersebut dan memintaku agar berjalan perlahan. Bagaikan maling yang mengincar barang berharga, kami berdua mengendap-endap mendekati jendela kamar Mbak Fitri. Karena jendela bagian depan kamar tertutup rapat maka kami memutuskan untuk mengintip dari bagian belakang. Bagian belakang kamar mereka memang terdapat lubang kecil dengan ukuran sekitar 30cm-40cm yang dulu merupakan bekas exhause fan namun sekarang hanya tinggal lubangnya saja. Semakin dekat dengan lubang itu aku semakin mendengar jelas desahan yang keluar dari kamar itu. Itu jelas-jelas desahan seorang wanita tetapi siapa? Semakin dekat aku semakin jelas dan tiba-tiba terbersit dalam benakku kalau desahan dan rintihan wanita itu seperti milik istriku, Nia. Desahan tersebut sangat mirip sekali dan begitu aku mengintip lewat lubang tersebut benar saja aku kaget bukan kepalang. Aku melihat Nia, istriku sedang disetubuhi oleh Mas Susno. Keduanya sudah dalam keadaan telanjang. Suara televisi yang di nyalakan tidak dapat mengelabui suara desahan yang keluar dari mulut mereka berdua. Mereka sedang bercinta.

Istriku dengan posisi merangkak sedang Mas Susno dibelakangnya terus membombardir vagina istriku dengan sodokan-sodokan penisnya. Tubuh istriku yang langsing dan putih mulus berkebalikan dengan tubuh Mas Susno yang cokelat kehitaman dan sedikit gemuk. Mbak Fitri menahan rasa terkejutnya melihat suaminya bermain cinta dengan wanita lain. “Akhh…mas Susno…terusss…masss..” desah istriku. Aku tak percaya istriku meminta Mas Susno agar terus menyetubuhinya. “Enak ya dik dientotin sama mas Susno? Kalau sampai Mas Ridwan tahu gimana coba…hehe…” ujar Mas Susno sambil menyodok vagina istriku dengan keras. Istriku menjerit kecil, “Akhh…nggak apa-apa. Mas Ridwan juga jarang dirumah pulang baru…akhhh…nanti malam…” ujarnya kemudian keduanya berciuman hangat. Brak!!! Keduanya kaget ketika pintu dibuka oleh Mbak Fitri. Memang Mbak Fitri mempunyai kunci duplikat untuk jaga-jaga seandainya dia pulang pas Mas Susno sedang pergi. Keduanya kelimpungan mencari kain untuk menutupi tubuh mereka yang telanjang. Namun selimut yang diraih Mas Susno sudah buru-buru di serobot oleh Mbak Fitri.

Dalam kebingungan, istriku hanya menangis lalu menghambur kearahku dan bersujud dikakiku sambil berlinang air mata. Segala macam ucapan permintaan maaf keluar dari bibirnya. Dadaku sesak melihat istriku yang telanjang ini telah habis di garap oleh orang lain selain diriku. Namun terbersit ucapan Iwan tempo hari mengenai variasi seks lalu aku mencegah saat Mbak Fitri akan melabrak suaminya. Lalu meng-kode-nya agar dia tenang dan sepertinya dia tahu maksudku. Lalu setelah menutupi tubu bugil Mas Susno dan istriku kami menutup pintu kamar dan menanyai hubungan mereka berdua. Dari semua pengakuan mereka ternyata hubungan Mas Susno dengan istriku baru berlangsung dua hari yang lalu ketika aku telat pulang kantor. Sementara itu istriku sudah terlanjur minum obat perangsang. Itu menjelaskan mengapa hari-hari sebelumnya dia begitu hangat, ternyata dia meminum obat perangsang dosis tinggi sehingga dia selalu minta jatah berulang kali padaku dan dua hari lalu dia malah tidak minta sama sekali, ternyata dia sudah memperoleh jatahnya dari Mas Susno, suami Mbak Fitri. Bahkan sampai 4 kali dalam dua jam.

Aku lalu bertanya apakah mereka menggunakan pelindung waktu itu dan mereka menjawab tidak karena istriku mengatakan dia sudah meminum pil KB sebelum dan sesudah berhubungan intim tersebut. Dia sama sekali tidak sengaja bercinta dengan Mas Susno jika bukan karena pengaruh obat tersebut. Karena waktu itu Mas Susno sedang datang untuk meminjam tang untuk memotong kawat sementara istriku tidak tahu tempat penyimpanannya sehingga mereka berdua dikamar mencarinya. Kala itu istriku hanya mengenakan daster untuk tidur karena memang dia rencananya akan menyambut kepulanganku. Tak disangka yang menuai malah Mas Susno. Sore itupun mereka berdua bercinta habis-habisan. Dan peristiwa barusan juga karena istriku dan Mas Susno berunding agar hal itu tidak terjadi lagi namun karena rayuan Mas Susno akhirnya istriku takluk juga untuk kedua kalinya. Dan mereka berdua bercinta habis-habisan lagi, hanya saja kali ini sudah ketahuan terlebih dahulu. Dengan berlagak marah aku dan Mbak Fitri menghakimi mereka. Baik istriku maupun Mas Susno sama-sama meminta maaf berulang kali dan tidak ingin bercerai.

Bahkan Mas Susno sampai menyembah-nyembah kami berdua agar memaafkannya. Sebuah ide yang sudah lama tertanam diotakku langsung kukeluarkan. “OK kalau begitu. Karena kalian berdua sudah sering bercinta maka sebagai balasannya aku dan Mbak Fitri akan bercinta juga. Bukan cuman itu tapi kami akan berhubungan intim didepan kalian berdua.” Ucapku. Mas Susno protes namun karena Mbak Fitri kembali menakannya maka dia hanya pasrah. Akhirnya jadi juga aku bercinta dengan Mbak Fitri. Siang itu aku kembali memompa vagina Mbak Fitri kali ini dengan posisi doggy style seperti yang dilakukan istriku dengan Mas Susno. Aku sengaja memeperlihatkan ekspresi wajah Mbak Fitri didepan suaminya yang masih bugil itu (baik Mas Susno maupun Nia tidak diijinkan untuk memakai pakaian mereka kala itu). Aku tertawa dalam hati melihat penis Mas Susno yang menegang melihat istrinya aku kerjai. Tak puas hanya menggarap Mbak Fitri sekarang aku memanggil Nia agar bergabung. Sekarang Nia, istriku aku minta untuk berbaring terlentang sementara diatasnya aku minta Mbak Fitri dalam posisi merangkak.

Sekarang didepanku terpampang dua vagina siap sodok. Di bagian atas Mbak Fitri vaginanya yang sempit dan basah itu sementara itu di bawahnya terdapat bibir vagina Nia istriku yang berbulu agak lebat itu. “Akkhhh…mas Ridwan…ekkhhh…” desah Mbak Fitri ketika aku menusukkan lagi batang penisku kedalam vaginanya. Lalu setelah beberapa kali pompaan aku lalu mencabutnya dan mengarahkan penisku ke vagina Nia istriku dan melesakkannya kedalam vaginanya. Bergantian istriku dan Mbak Fitri merasakan kenikmatan sodokan penisku. Mungkin karena aku sudah berejakulasi sebelumnya sehingga permainanku kali ini jauh lebih lama. Bergantian kedua perempuan ini mencapai klimaks mereka. Istriku mencapai orgasmenya lebih dulu lalu setelah beberapa detik kemudian segera aku alihkan sodokanku ke vagina Mbak Fitri dan kami berdua mencapai orgasme bersama. Sebagian spermaku menyembur di vagina mbak Fitri lalu dengan cepat kucabut dan kumasukkan kedalam liang kemaluan Nia istriku dan menghabiskan sisa spermaku disana. Mbak Fitri lalu terkulai lemas di atas tubuh istriku.

Aku puny ide tambahan lagi meminta mereka berdua berciuman. Adegan lesbi yang menggairahkan lalu aku minta supaya keduanya kembali melayaniku walaupun kali ini aku tidak sampai orgasme. Aku melihat Mas Susno yang termenung melihat polah istrinya yang disetubuhi orang lain. Aku kemudian menghentikan gerakan sodokanku di vagian Mbak Fitri. “Mas. Kalau mas Susno mau silakan pakai aja Nia untuk sementara ini. Dari pada bengong, aneh juga kalau pas ngentotin cewe ada yang nonton.” Ujarku kepadanya. Mas Susno bingung tapi setelah itu sebuah senyuman tersungging di bibirnya. Akhirnya kami menutup tragedy itu dengan sebuah swing party antara aku, istriku, Mbak Fitri dan Mas Susno. Sesekali aku melihat Mas Susno yang sedang asik menggarap tubuh molek istriku yang dibaringkan terlentang disamping tubuh Mbak Fitri yang memang sedang kutindih. Kami berdua berlomba mengerjai istri lawan kami masing-masing. Sengaja atau tidak tapi aku melihat istriku mencium mesra mas Susno lalu Mbak Fitri membalasnya dengan menciumku lebih panas lagi.

Seperti lomba saja jadinya, hanya saja lomba kali ini adalah lomba seks. Entah sudah berapa kali sperma tumpah di tubuh istriku atau di tubuh Mbak Fitri. Baik vagina maupun bagian perut mereka berdua sudah diselimuti cairan sperma baik dari milikku maupun Mas Susno. Beberapa kali aku bertukar posisi dengan Mas Susno, dan baik Mbak Fitri maupun Nia sepertinya merasakan kenikmatan tersendiri ketika pergantian penis tersebut. Percintaan itu kami akhiri dengan pasangan resmi kami masing-masing. Mas Susno menyemprotkan hasil ejakulasinya yang ketiga sore itu di dalam vagina istrinya, Mbak Fitri. Sementara itu aku menumpahkan sisa spermaku yang mulai encer itu kedalam rahim Nia, istriku. Lalu kami berpelukan dengan pasangan masing-masing. Walaupun beberapa kali tangan Mas Susno mencoba bermain-main dengan puting istriku. Entah petualangan kali ini apakah akan berlanjut ke hal yang lebih seru atau tidak karena aku dan Mbak Fitri jelas tidak ingin menyudahi kenikmatan ini.


T
SHARE TWEET
Thursday, 28 March 2013

Suka Melihat Istri Di Gauli Pria Lain

Bermula sekitar 4 thn lalu, saya keluar dari pekerjaan dan mencoba merintis usaha sendiri, untuk itu supaya saya bisa survive maka anak sama istri saya , saya taruh di kampung di daerah jawa barat, untuk itu saya jarang pulang ke rumah, paling2 satu bulan sekali batten cepat. Setelah beberapa bulan berjalan setiap saya pulang ke kampung, saya suka mendengar tetangga di kampung suka membicarakan tentang istri saya yang mulai kembali berhubungan dengan mantan pacar pertamanya waktu SMA dulu, Cuma saya tidak begitu menanggapi , Cuma karena udah terlalu sering dan gosipnya sudah mulai macam2 dan menjurus ke hal2 yang abrogating (katanya mantan pacar istri saya ini suka masuk rumah saya malam2), maka saya juga jadi penasaran , untuk itu saya mulai membuat sebuah rencana untuk menjebak mereka , kebetulan rumah yang saya dan istri tempati ini adalah bekas rumah kakaknya mertua saya dan jaraknya sekitar 20 mtr dari rumah mertua, jadi saya berpura2 setiap pulang ke kampung saya tidak pernah tidur di rumah, melainkan tidur di rumah mertua dengan alasan sambil mengerjakan proyek, kebetulan juga rumah yang saya tempati itu listriknya tidak kuat, suka mati kalo di pakai untuk membetulkan mesin, makanya dengan alasan itu , saya bisa memasang kamera mini yang saya pasang di ruang tamu dan satu lagi di kamar tidur istri saya (kebetulan istriku dulunya agak gaptek dia tidak tahu kalau sedang di awasin pakai kamera ), kebetulan anakku dua2nya sudah pintar tidurnya di kamarnya sendiri.

Satu dua hari belum ada tanda2 yang mencurigakan, saya juga bingung padahal kata orang2 si Ujang ( nama mantan pacar istri saya ) hampir tiap malam, datang ke rumah, setelah saya selidikin ternyata dianya sedang pergi ke Bandung sedang mengurus surat2 mobil ( pantesan tidak kelihatan seharian ). Pada malam keempat, tiba2 di kamera terlihat istri saya berjalan mengendap2 menuju pintu, sambil membuka pintu perlahan2, begitu pintu terbuka masuklah si Ujang ke dalam rumah , dan saya yakin itu si Ujang, dari perawakannya yang tidak terlalu tinggi dan sedikit gemuk, sama rambut ikal sedikit gondrong tidak salah lagi itu memang benar si Ujang mantan pacar pertama istri saya ( herannya kok istri saya mau yah ), mereka berdua mengobrol sebentar, saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan soalnya kameranya memang tidak saya pasang audionya, takut berisik, nanti mertua saya malah curiga, selama ini kan beliau tahunya saya sedang membetulkan TV di kamar, tidak berapa absolutist kemudian , ‘EHHH’ si Ujang itu malah mulai memegang2 tangan istri saya, terus tangannya mulai membelai2 rambut istri saya dengan mesra , ‘KURANG AJAR’ saya jadi panasss bangett, cuma saya mencoba untuk menahannya, tidak berapa absolutist malah istri saya yang memegang pinggang si Ujang, terus menarik2 tangannya dan mengajaknya menuju ke kamar,
‘bangsatTT!!!!’, saya memaki dalam hati, saya sudah mulai tidak bisa menahan diri lagi, apalagi ketika si Ujang juga mulai membalas merangkul tubuh istri saya , tangan saya sudah mengepal rasanya mau memukul saja gambar yang ada di TV, tidak berapa absolutist mereka berdua masuk ke dalam kamar, buru2 saja saya memindahkan jegnya ke kamera yang saya pasang di kamar tidur, celakanya begitu saya pindahkan malah jadi tidak jelas, tidak keluar gambarnya !!, mungkin karena penerangannya kurang memadai kali ya, dari pada keduluan mereka langsung aja saya keluar kamar dan menuju ke rumah saya, mertua saya sampe kaget melhat saya keluar kamar dengan terburu2, “ Aya naon A’? kok keburu2 ? “ tanya bapak mertua , “ Ohh , itu pak mau ambil aroma “, saya jawab sekenanya aja deh.

Saya langsung pergi setengah berjingkat, takut berisik, saya masuk dari dapur, kebetulan pintu dapur mertua , berhadap2an dengan pintu dapur rumah saya , begitu masuk saya langsung bergegas menuju jendela kamar yang mengahadap dapur, kebetulan jendela di kampung umumnya cuma di tutup pakai kain saja, jadi saya bisa mengintip agak mudah dan jelas, dan ketika saya membuka sedikit, ‘WADUHH !!’ istri saya sama si Ujang sudah tidur2an di kasur, si Ujang sudah mulai mencium pipi istri saya, tapi anehnya kali ini saya malah tidak merasa emosi tuh, soalnya saya lihat istri saya juga menikmati sepertinya, matanya merem, terus tangannya mulai di lingkarkan di leher Ujang, terus kepala si Ujang di tariknya sampai wajah si Ujang berhadapan dengan wajah istri saya, ‘SETANNN !!!’ bibir istri saya mulai melumat bibir Ujang, “ mmpphh…mmpphhh “ Ujang dan istri saya berpagutan mesra, aneh sekali, perlahan2 kemaluan saya malah bergerak nih, ‘ SOMPRETT !!!!, kenapa malah bangun nih kanjut’ pikir saya ,

‘WAH’ dari pada saya malah jadi salah tingkah akhirnya saya ambil aja kursi yang ada di dapur, pelan2 saya duduk di kursi sambil mengintip, saya lihat istri saya sudah mulai menarik2 kaos si Ujang, “ A’ ayo buka atuh kaos sama celananya “ rengek istri saya, Ujang menurut, dia mulai membuka kaosnya, sambil menurunkan juga celana panjangnya, “ Is… ( nama istri saya Euis ), biar Aa’ yang buka baju kamu yahh? “ Ujang berkata sambil tangannya mulai menarik kaos tanktop istri saya, ‘ WAHH !!! ‘ makin keras aja nih benda di selangkangan saya melihat adegan itu, tidak berapa absolutist terlepaslah baju istri saya, terus perlahan tangan Ujang mulai menurunkan celana Hawaii istri saya, posisi istri saya yang tengah tiduran celananya di tarik hingga lepas, sekarang pasangan selingkuh ini sudah setengah bugil, saya melihat benda di dalam celana dalam si Ujang sudah mulai berubah, tangan istri saya sudah mulai menyelinap masuk kedalam celana dalam Ujang, kelihatannya istri saya sudah mulai meremas2 kemaluan si Ujang, dan Ujang juga tidak mau kalah, dia mulai melepas tali Bra istri saya, sebentar saja sudah terlepas deh Bra istri saya, Ujang mulai meremas payudara istri saya secara perlahan2, walaupun sudah sedikit mengendur ( maklum sudah punya anak dua ) tapi dari bentuk sih masih lumayan bagus, apalagi puting susunya juga tidak terlalu besar, sambil merem-melek keenakan si Ujang mengulum pentil susu istri saya, yang sebelah kiri, sementara tangannya yang kanan terus meremas2 payudara istri saya yang bagian kanan, “ Ssssshhh….Aa’, enakkk bangettt sihhh….”, istri saya mengerang keenakan badannya menggeliat2, sementara tangannya terus giat meremas batang kemaluan si Ujang, “ Mmpph..mmbb…mbb…uhhhh….aku juga enak nih Iissss…..”, rintih Ujang sambil terus mengulum pentil susu istri saya, “ Aaaa’ udahhh donggg… E
uissss… gak kuattt nihhh….”, istri saya menggelinjang, mendesah sementara tangannya sudah mulai berusaha melepaskan celana dalam si Ujang, tangan Ujang beringsut melepas celana dalammya sendiri, batang kemaluannya menyembul keluar dan menggantung, ukurannya sedang2 aja tuh kayaknya tidak berbeda jauh dengan kemaluan saya.
Begitu batang kemaluan itu lepas dari sangkarnya, istri saya dengan sigap menangkap kemudian meremas2 dengan gemas, karuan saja ini membuat Ujang mengerang, “Aahhhh….Iissss…ssshh …Uuhhh…..” Ujang melepas kulumannya di pentil susu istri saya, dia duduk bersandar di tembok, istri saya yang sudah gemas langsung aja melahap batang kemaluan Ujang, ujung kemaluan si Ujang di kenyot kuat2, Ujang mengerang kepalanya mendongak ke atas, perutnya tertarik saking kuatnya kenyotan mulut istri saya, “ Aaarrrgggghhhhh…..Euisss!!……Ampuuuunnnnnn, Ouuhhhhhhhh…………”,
Istri saya mulai mengulum2 batang kemaluan Ujang, batang itu dia masukin terus di keluarin lagi dari mulutnya,” Ouuwbb…nymmm..mmhhh….slrrrupp..”, mulut istri saya,
terus menyiksa batang kemaluan Ujang, Dia mulai kepayahan tangannya meremas2 rambut istri saya, “ Euisss…..uddaaahhh..aahhh…urang..teu kuattt deui…uuhhh….”, Ujang merintih sambil berusaha menarik kepala istri saya supaya mulutnya lepas dari kemaluannya. Tetapi istri saya sepertinya sudah kesetanan, sambil terus mengocok batang kemaluannya Ujang, mulutnya mulai membantai biji kemaluan si Ujang, mulutnya mulai mengulum sambil sesekali menggigit dua bola daging yang di tumbuhi bulu itu, Ujang menggeliat2 keenakan sesekali mulutnya menyeringai, mungkin ia sedang merasakan geli bercampur sakit karena biji kemaluannya sesekali digigit oleh istri saya , “ Akhh….ssshhh.. Ouhh…Ngeunahhh euyy….trusssshhh…enaaakkkkhhh..”, Ujang mengerang panjang sepertinya dia benar2 kepayahan deh, istri saya memang batten jago kalo di suruh Blow Job, saya saja lebih sering keoknya, “Mmbbbhhh….heghh…uukh..ukh…”, mulut istri saya terus mengulum, menggigit sambil tangannya mengocok batang kemaluan Ujang.
Selang beberapa menit kemudian saya melihat Ujang menarik kuat rambut istri saya, badannya terdorong ke depan, suaranya mengerang parau, “ Aarrrgghhh…Euiss… uranggg keluarrrrrr….aaahhhhhhh…”, dan….’crett..ccrett’ menyemprot lah cairan sperma Ujang di mulut istri saya, “ I..ih..ih.. Aa’ kok udah di keluarin sihhh???? “, istri saya protes sambil terus mengocok kemaluan Ujang hingga tetes sperma yang terakhir keluar, “ Ouhh..ukhh…Ukh.. habis geli sih Is …sshhh…aahhhh..”, tubuh Ujang ambruk ke kasur, sementara istri saya berusaha membersihkan mukanya yang belepotan cairan kenikmatan si Ujang, “ Terrusss…aku gimana bell Aa’… ?, rengek istri saya, ‘Huh !! Sialan !!’ kalo gak lagi ngintip sudah saya aja deh yang mengantikan si Ujang buat menyetubuhi dia, soalnnya nih kanjut sudah tegang 200%, ‘GILA !!’ amative nya lebih dari kalau saya melihat adegan di filem Be-eF atau kalau pas mau menyetubuhi istri saya , dua kali lipat , ‘Gustiiii…’ benar2 sensasi yang luar biasa, sampai2 saya harus membuka resleting celana , untuk membuat kanjut ini bisa bernafas..
Tak berapa absolutist kemudian istri saya sudah rebah di samping Ujang, sementara tangannya masih mengelus2 kemaluan Ujang yang sudah sedikit lembek, “ Aa’..gimana dong?..kanjutnya jadi lemes gini…”, rengek istri saya sambil tangannya di selusupkan ke dalam celana dalamnya sendiri ( sepertinya istri saya benar2 dikuasai nafsu birahi yang kuat ), “ Ayo bell Aa’ ini lubangku udah gatelll….ihh..”, kembali dia merengek,
“ Sini Is…, Aa’ jilatin mau gak? “, lirih Ujang sambil mencium pentil susu istri saya , Ujang mulai membuka celana dalam istri saya, kemudian dia membuka paha istri saya lebar2 sehingga lubang kemaluan istri saya keliatan jelas, walaupun sudah pernah melahirkan sampai dua kali, tapi lubang kemaluan istri saya masih lumayan menggigit, ( tau deh sudah berapa kali lubang istri saya di masukkin kemaluannya si Ujang ), Saya melihat Ujang mulai menyiumi perut istri saya, kemudian semakin absolutist semakin turun, pas sampai di lobang kemaluannya, istri saya menjerit kecil, “ Ouhhh….Ahhhhh….sss
ssshhh…jangan di gigit Aaaa’, sakittt….”, jerit istri saya sambil tangannya meremas seprei kasur ,‘Sialan!!’, rupanya si Ujang balas dendam tadi kemaluannya di gigit istri saya, Ujang mulai menjilat2 lubang bagian dalamnya, hal ini membuat istri saya menggelinjang2 keenakan ( Padahal dia gak pernah mau kalau kemaluannya di jilat saya, takut songong katanya ), “ Ouuww…ssshh…gelliiiiii…uhh…ssshhh….geliiii..”.
istri saya mengerang2, makin beringas saja Ujang memainkan lubang kemaluan istri saya, sementara saya lihat istri saya semakin liar, kepalanya di goyang kekiri-kekanan, tangannya menjambak dan menarik2 rambut si ujang, pinggulnya ditarik maju mundur “Ouuhhh…owwhh..ssshhh…udahhh..udahhh..geliiii..”, rengek istri saya, ‘Waduhh’, mendengar istri saya mengerang2 semakin tegang aja nih kanjut, apa kanjut si Ujang juga sama?…Ehh..ternyata sama juga tuh, saya lihat kemaluan si Ujang perlahan2 mengeras, sambil terus menjilat kemaluan istri saya, Ujang mengocok2 kemaluannya sendiri hingga makin absolutist kelihatan kemaluannya semakin tegang,
“ Sshh…mmbb..slrruppphh…nymmh..nymm…sshhh..”, Ujang terus membantai lubang kenikmatan istri saya, “ Euis…kanjut Aa’ udah siap nihh..di lanjut teu..???”, Tanya si Ujang sambil mengocok kemaluannya di depan lubang kemaluan istri saya,
“ Lanjutiinnn…Aaa’..udah basah nihh….uhhhh…”, desis istri saya sambil mengangkang lebar2. Sejurus kemudian Ujang mulai memasukan kemaluannya di lubang kenikmatan istri saya, “ Ssssshhh……….”, Ujang mendesis panjang ketika kemaluannya masuk kedalam lubang nikmat istri saya, “ Uhhhhh….ssshh….aahhh
Ouhhh…..enakkk…”, istri saya mengerang kenikmatan kelihatannya dia memang sudah tidak sanggup menahan birahinya, “ Ayuh atuh Aa’…di kocok bell kanjutnya…”, rengek istri saya. Ujang mulai menggenjot kemaluannya turun naik, ‘slepphh..clepp..cleephh..’ bunyi kemaluan istri saya nyaring sekali, itu menandakan kalau lubang surga istri saya sudah basah sekali dengan cairannya dia sendiri, sementara si Ujang berusaha memompa birahinya biar sampai puncak, tapi karena dia tadi sudah keluar sepertinya bakal absolutist nih ejakulasinya,
“ Ukhh..uhh..ukhh…ahh..ahhh..ukh…sshhh…uuhhh….ouhhh…” suara dua insan yang di kuasai nafsu memenuhi ruangan kamar, sesekali Ujang mengulum pentil susu istri saya, membuat istri saya semakin menggelinjang, “ Eeeehhh..ssshhh…enakkk Aaaa’…terusss..auwwwhh….ngeunahhhhhh…..Ooooooooo..”,
melihat istri saya keenakan, Ujang terus mengulum pentil susu istri saya sambil terus mengocok kemaluannya turun naik, semakin absolutist semakin cepat sehingga membuat istri
saya tidak kuat lagi menahan birahinya pinggulnya bergoyang cepat pantatnya diangkat dan….”Aaaaaahhhh…E uissss……..keluarrrr….A’aaaa…Ooooooouuhhh……..”,
Istri saya mengerang sambil pahanya di tutup rapat menjepit pantat ujang, ‘ serrrr…..’ cairan istri saya keluar sepertinya, saya melihat dari celah lobang kemaluannya, mengalir cairan bening, tangan istri saya meremas punggung Ujang kuat2, “ Akhh…aauwwwhh….ssshh…..Aahhhh….ouhhhhhh…enakkkk……….”
Ujang yang merasakan hangat di kemaluannya semakin kuat menggenjot lubang surga istri saya sesekali pantatnya di putar2 sambil di dorong habis ke depan,
“ Ugh..ukh…uhh…uhhh…lobangnya banjirrr….uuhhh…”, rintih Ujang sambil terus mengocok kemaluannya, “ Ahh…uhhh…Brenti dulu…A’…Euis ngiluu….akhh..”, istri saya menjerit2, tapi kelihatannya Ujang gak peduli, dia terus menggenjot, karena merasa ngilu, istri saya membalas dengan menggoyangkan pantatnya kekiri-kekanan, sambil sesekali di hentakkan ke atas, Karuan aja si Ujang kewalahan, kemaluannya berdenyut-denyut ,“Ahhh…sshhhh….enakkk.ahh..ahhh…Ough”
Ujang mencengkram kedua tangan istri saya, gerakan pantatnya makin cepat, dan beberapa detik kemudian pantatnya di hentakkan kuat2….” Aarrrgggghhhh…..urang keluarrr …Isssssss………..Arrrrhhhhhhhhhhh….Ouuhhhhh………….”,
‘Crootttttt..crottt…’, Ujang mengerang panjang pantatnya berkedut2, tubuhnya di hempaskan di atas tubuh istri saya pantatnya terdorong ke depan sangat kuat, “ Ahhhh….sssshhhhhhh…..oouuhhhhh…..enakkk…..”,
lenguh Ujang sambil sesekali menggoyangkan pantatnya, kulihat spermanya mengalir keluar dari celah2 lobang kenikmatan istri saya, ‘ Sialll si ujang!!, ngapain air maninya di buang di dalam, untung aja istri saya KB kalo gak’, umpatku dalam hati, gak berapa absolutist Ujang turun dari tubuh istri saya, ‘ kesempatan nih mumpung dia berdua masih lemes, saya kerjain ah saya pura2 grebek aja’, pikir saya, soalnya terus terang saya juga gak marah dengan kelakuan mereka berdua malah saya menikmatinya, lihat aja ujung kepala kanjut saya malah basah, terus pelan2 saya jalan ke pintu kamar
‘Brakkkkk!!!’, pintu kamar saya tendang hingga terbuka, Ujang dan istri saya kaget bukan kepalang, “ bangsattt !!!, ngapain kamu berdua Ha???..”, hardik saya, muka Ujang pucat pasi istri saya langsung panik, “ A..ampun..kang..ampun….”, kata Ujang ketakutan,
“ Iya A’ aku juga minta ampun…”, rengek istri saya langsung mencoba memeluk badan saya, Cuma saya dorong lagi aja ke tempat tidur, “ Kamu berdua bikin malu!!, sekarang juga kamu berdua ke kantor desa!!, saya tarik tangan si Ujang, Ujang langsung sujud di depan saya, “ Ampuunnn kang, jangan bawa saya ke Kuwu ( panggilan kades kalo di kampung ), tolong saya kang, nanti bapak saya tahu dia jantungan ( si Ujang memang belum punya istri dan masih tinggal bersama orang tuanya ), saya mau di suruh apa aja, saya mau kang asal jangan di bawa ke pak kuwu, tolong kang..”, Ujang merengek sambil mencium kaki saya, gak berapa absolutist istri saya juga ikut sujud di kaki saya, “ Iya A’, tolong jangan bawa saya ke desa, Aa’ boleh ceraikan saya, saya rela…tolong jangan bawa ke desa nanti bapak jadi malu, kasian bapak A’..”, rengek istriku sambil terus menyiumi kaki saya, ‘Hmm…ini dia saya kerjain aja nih’ pikir saya dalam hati.” Ya sudah begini saja, kamu Jang bikin surat perjanjian bahwa kamu mau ngelakuin apa aja yang saya suruh, kalau kamu menolak, urusannya aku bawa ke kantor polisi, gimana?”, tanya saya sambil mengambil kertas dan ballpoint dari dalam laci, “ Iya kang saya sanggup…”, jawab Ujang lirih, sambil bangun menuju meja, “ Kamu Is!, kamu juga buat perjanjian kalau kamu juga mau aku suruh apa aja, kalo gak aku kasih tahu bapak kelakuan kamu ini dan aku laporin polisi karena kamu sudah berselingkuh”, kata saya sambil memberikan kertas ke istri saya, “ Iya A’, maafin saya yah…”, setelah kedua2nya selesai membuat surat perjanjian, saya suruh mereka berdua untuk ‘main lagi, “ Nah sebagai hukumannya kamu berdua harus mengulangi apa yang kamu perbuat tadi di hadapan saya, saya mau merekamnya buat bukti” kataku sambil mengambil HP kamera yang ada di saku ,
Ujang dan , saling pandang, mereka gak nyangka hukumannya bakal aneh begitu,
“ Tapi A’..? “, istri saya keheranan sementara Ujang cuma menunduk lesu, “ Sudah kamu mau apa tidak?, kalo tidak aku ke pak kuwu sekarang..”, aku berkata sambil mengarahkan kamera ke mereka berdua, “ I..iya,,deh A’…saya mau…” sahut istriku terbata2, “ Kamu jang..???…”, tanya ku, “ Saya terserah akang aja, tapi kayaknya saya gak sanggup kang tadi udah keluar dua kali, lagian saya malu kalo di liatin”, jawab Ujang sambil memegang kemaluaanya yang sudah lembek, “ Gak usah malu Jang, anggap aja aku gak ada, kan mumpung akunya juga gak marah, jadi kamu bisa capital sepuas kamu gimana?”, kataku meyakinkan si Ujang, “ Ya udah deh kang, beneran gak apa2 nih aku capital sama istri akang??”, tanya Ujang lagi, “ Udah, beneran gak apa2 kok, sana naik ke tempat tidur gih!!”, sahutku.
Ujang beringsut naik ke tempat tidur, sementara istri saya sudah duduk di atas tempat tidur, badannya sedikit di tutupi selimut, “ Euis !!, ngapain di tutupin biarin aja di buka, biar Ujang bisa nikmatin tubuh kamu “, kata saya mirip seorang sutradara yang sedang memberikan pengarahan ke para pemainnya, Ujang duduk di sebelah istri saya, mukanya masih pucat ketakutan.
“ Ayoh !!… Is…bangunin tuh kanjutnya si Ujang, kamu khan..jagonya kalo bangunin kanjut.”, kataku sambil mulai merekam mereka berdua, perlahan Euis bangun dan mulai menghampiri kanjut Ujang, jari tangannya yang lentik mulai mendarat di batang kanjut Ujang, sementara ujang mulai rebah di kasur, rupanya dia juga gak mau terlalu terlihat mukanya oleh sorotan kamera HP-ku, Euis sudah mulai beraksi, dia kelihatan agak canggung mungkin malu sama aku suaminya, mungkin pikir dia backbone ada suami yang menyuruh istrinya bersetubuh dengan orang lain, “ Eh Euis.yang bener atuh,kalo kanjut Ujang gak keras2 kapan kalian mau mainnya???..”, kataku sambil terus merekam, Euis pun mulai memasukkan kepala kanjut Ujang di dalam mulutnya, dia kulum2 pelan2 sesekali dijilat2 ujung kepalanya, Euis memang pintar untuk yang satu ini, dia tahu titik backbone di bagian kemaluan Ujang yang batten sensitif, buktinya Ujang mulai menggelinjang kegelian, Cuma dia gak berani mengeluarkan suaranya, “Heh…Jang…mana suaranya???….tadi waktu capital yang pertama kok keras sekarang kok diam??,..Hayo…keluarin suara kamu !!…”, perintahku, Ujang dengan sedikit malu mulai bersuara, “ Sssshhhh…..mmmmpphhhhh….terrusss..Iissss….ouhhhh….”, rintih Ujang,
Euis juga makin bersemangat ketika melihat batang kanjut Ujang mulai mengeras, sisa2 air mani Ujang yang mulai mengering tidak di hiraukannya, dia terus menjilat dan mengulum2, “ Mmmmpppphhh…slrruuuppphhh…emmmmhh..emmhh…emmhh..”,
Kemaluan Ujang dia putar2, buah zakarnya di kulum sambil di tarik2 sampai kempot, karuan saja Ujang makin keenakan, “ Okh..Ukhh…ssshhh…enak..Is, benerrrrr….”, Ujang mengerang2 tangannya mulai meremas2 rambut istriku, sementara aku yang menyaksikan adegan itu juga mulai amative lagi nih, aku buka tali ikat pinggangku kemudian kanjutku kubiarkan keluar, Euis sempat melirik perbuatanku, Cuma dia tidak bisa komentar karena mulutnya penuh dengan biji zakar milik Ujang, sementara tubuh Ujang menggeliat2 sepertinya dia merasa ngilu karena sudah dua kali kanjutnya memuntahkan air mani, “ Uughhh…ohhh…ngiluuu euy..Iss…ngiluuu..atos atuhh..”,
Rengek Ujang memohon supaya istri saya menghentikan pembantaian pada kemaluannya.Kasihan juga si Ujang belum sempat istirahat absolutist kanjutnya sudah di paksa bangun lagi,
Akhirnya saya suruh istri saya supaya mulai beraksi, “ Euis..ayoh kamu naik di atas kanjut ujang, gantian kamu yang genjot sekarang..”, istri saya beringsut pantatnya berada di atas kemaluan Ujang, kemudian sambil terus di genggam perlahan kanjutnya di arahkan ke lobang kenikmatannya, sejurus kemudian dimasukkannya batang nikmat Ujang ke lobang vaginanya, “ Ahhhhh……”, istri saya mendesis ketika batang kanjut Ujang amblas ke dalam lobang kemaluannya, “ Uuuuuhhhhh…..ssshhh….”, Ujang mendesis juga kelihatannya dia sedang merasakan nikmat bercampur ngilu, istri saya mulai menaik turunkan pantatnya, ‘cleppsss…sleppphh…cleppss…’, bunyi kedua kelamin ini begitu nyaring mungkin karena lobang kemaluan istriku masih terisi oleh sperma Ujang jadinya bunyinya nyaring, apalagi kulihat batang kanjut Ujang belepotan cairan putih setiap keluar masuk lobang kemaluan istriku, “ Ouwh..ouwww..ssshhh….”
Istriku merintih2 keenakan, tangannya menggenggam erat sprei tempat tidur, Ujang yang berada di bawah juga gak mau kalah, tangannya meremas2 payudara istriku dengan mesra, “ Sssshhh….ennaaaakk….aahhhh…terrusss…. Issss….”, rintih Ujang keenakkan Istri saya makin bersemangat pinggulnya turun naik dengan cepat,
matanya merem melek, sementara mulutnya menganga mengeluarkan suara2 yang gak jelas,“ Ouwwhh…hrrrhhh….aarrrgggg….ooupppphhhh….owhh..ouwwggghh….”
beberapa menit kemudian saya suruh istri dan Ujang untuk berganti posisi, sekarang saya minta istri saya untuk nungging, “ Ayohh..Euis kamu sekarang nungging, biar Ujang tusuk lobang kamu dari belakang…”, istri saya menurut dia bangun kemudian menungging di atas tempat tidur, sementara Ujang beringsut menghampiri pantat istriku yang sudah menganga menunggu kanjutnya untuk di masukkan ke dalam lobang kenikmatannya, “ Eeegghhhh….ssshhhh…..”, Ujang mulai memasukkan batang kemaluannya ke dalam lobang vagina istriku, ‘ Sleeeppppsss…’, sekali tekan masuklah batang kanjut itu, “ Aaahhhhh…….ssssshhhhh…..ennaaaakkkk….”, istri saya mendesis panjang, batang kemaluan mulai keluar masuk lobang vagina istriku, bunyinya nyaring‘ Clepss..clophh…clops…clepss..cloph…cloph…’, Ujang terus menggenjot
kanjutnya, tangannya meremas2 pantat istriku “ahh…akhh..ukkh…ogghhh…ssshh…ohhh…uuhhhhh….enaakkkk…ssshhhh….”
Ujang terengah2 menikmati vagina istriku, “ Ssshhh….uhhh…aaaaaa….ennaakkk…”
Istri saya juga mengerang2 kenikmatan, Sementara saya lihat Ujang mulai kepayahan, dengan posisi bersetubuh seperti ini membuat kanjutnya tidak dapat bertahan lama,
“ Oghh..sssshhhh…..addd..ddduuuhhh….teuu…kuattttsss..deui…euuhhhh…….”,
Ujang menggenjot makin cepat, kemudian secara tiba2 dia mencabut kanjutnya dan mengocoknya di luar vagina istri saya di sertai lenguhan panjang, “ Aaaaaaaahhhhh…”,
‘Crroootttt…crettt..cre..cettt..’ muncratlah cairan mani ujang di atas pantat istriku
“ Urangggg…..Keluarrrrrrrr…..Ouuhhhhhhhh………”, Ujang mengerang2 perutnya berkedut stiap kali maninya menetes dari kepala kanjutnya, kemudian dia ambruk ke kasur, “ Yahhh…Jang…kamu udah keluar?..”, tanyaku sambil mengarahkan kamera Hp-ku kearah Ujang yang terduduk lemas, “ Uhh..iya..kang, gak kuat kalo gaya kayak gitu”, Ujang berkata lemah sambil mengelap kanjutnya dengan kain seprei
Aku mematikan proses rekamnya, kemudian aku melihat ke arah istriku yang masih nungging di kasur, sambil membuka celana dan kaosku aku menyuruh Ujang untuk turun dari kasur, “ Sudah kamu turun Jang duduk di kursi gantian aku yang mau ngentot nih”,Kata saya sambil menghampiri tubuh istri saya Euis.
Malam itu saya mampu bersenggama dengan istri saya lebih dari biasanya, saya merasakan nikmat senggama yang luar biasa, ini karena sensasi yang saya dapatkan dari melihat adegan istri saya bersenggama dengan Ujang. Sejak saat itu bila saya ingin mendapatkan sensasi yang luar biasa waktu ML dengan istri, maka saya biasanya mengajak Ujang atau orang lain untuk terlebih dahulu menyetubuhi istri saya, berkat surat perjanjian yang di buat istri saya dan Ujang maka saya bisa menyalurkan hasrat seks saya yang tidak lazim ini dengan mudah, tapi lama-kelamaan istri saya juga mulai terbiasa dengan hal itu, malah sekarang dia dapat lebih menikmatinya dan terkadang lebih sering dia yang memilih pasangan untuk bersenggamanya.

SHARE TWEET

Aku, Istriku, dan Tetanggaku

Sebenarnya apa yang terjadi sehingga aku mengetahui perselingkuhan mereka…?
————-
Pagi itu, Aku akan mengolah data-data penting milik klien perusahaanku. Data-data itu ada di komputerku di rumah dan aku lupa mengcopykannya ke flashdisk, sehingga aku segera pulang ke rumah untuk mengcopy data. Aku tiba di rumahku sekitar jam 9 pagi.
Sesampai di rumah, kudapati ruangan tengah rumah berantakan dengan mainan anak-anak yang sedang dimainkan oleh anakku dan anak Anton, tapi tak kutemukan istriku, barangkali istriku sedang pergi ke warung atau ngerumpi sesama ibu rumah tangga.
Karena aku ada perlu ke istriku, maka aku berusaha mencari istriku ke rumah Anton. Terlihat seperti sendal istriku tergeletak di depan pintu, namun pintu depan tertutup rapat.
Kuintip dari jendela ruang tamu, terlihat ada berkas-berkas MLM yang belum dirapihkan serta 2 gelas kosong serta sisa makanan ringan atas meja, tapi istriku tak tampak. Aku mencoba berjalan ke pinggir rumah, ketika aku melewati kamar tidur Anton yang kaca nakonya terbuka. Kudengar desahan-desahan khas orang yang sedang bercumbu.
Memuaskan rasa penasaranku, kuintip dari celah-celah yang terbuka , mataku langsung tertarik pada apa yang kulihat, gairahku muncul seketika menyaksikan apa yang terjadi di kamar itu. Kulihat Anton dalam keadaan bugil sedang menghentak-hentakan pantatnya menyetubuhi seorang wanita yang kuyakini sebagai istrinya. Tapi tubuh istrinya tak terlihat karena terhalang oleh tubuh Anton, yang terlihat hanyalah tangan mulus seorang wanita yang bergerak-gerak penuh gairah serta dua bilah betis yang terayun-ayun dipinggir pinggang Anton yang sedang asyik menghentak-hentakan pinggul dan pantatnya.

Aku semakin penasaran, terbayang tubuh bugil istri Anton yang selama ini selalu jadi obsesiku, terutama ingin sekali kudengar desahan nikmat dari mulut istri Anton bila sedang disetubuhi. Diam-diam kuambil camera digital yang selalu kubawa-bawa di dalam tas pinggangku. Kuaktifkan tombol rekaman agar persetubuhan mereka terekam.
Rangsangan demikian kuat mengalir di pembuluh darahku dan aku jadi teringat sudah seminggu aku tak bercumbu dengan istriku. Aku ingin istriku segera pulang dan mengajaknya bercinta seperti yang sedang dilakukan oleh Anton. Nafasku semakin tersengal-sengal menahan gairah nafsu sambil menyaksikan apa yang Anton lakukan.
Kulihat Anton menghentikan gerakannya dan mencabut penisnya. Istrinya memutarkan badannya kepinggir sehingga aku dapat melihat wajahnya.
Tiba-tiba nafasku sesak, mulutku ternganga tak percaya, pandangan serasa gelap. Kukucek-kucekan mataku dengan jari tanganku seolah aku tak percaya dengan apa yang kulihat. Badanku semakin lemas…., ternyata yang sedang disetubuhi Anton itu bukan istrinya melainkan istriku yang sedang kutunggu.
Darahku mendidih….., terbakar amarah… Ingin aku melabrak masuk ke rumah Anton ini dan menghajar mereka, namun apa daya…. Tangan dan kakiku lemas tak berdaya serta tak mampu kugerakkan. Selama beberapa menit aku terpaku diam, lemas dengan nafas yang semakin sesak serta pikiran yang berkecamuk dan akhirnya buntu tak mampu berpikir bagaikan orang yang kehilangan kesadaran. Sementara mataku melotot tak berkedip…., serta tak mampu mengalihkan pandangan dari celah yang memperlihatkan apa yang terjadi di dalam kamar..
Tubuh istriku yang sangat seksi sedang dalam posisi merangkak dengan pinggang yang ditarik kebawah sedang digenjot dengan liar oleh Anton dari belakang. Buahdadaku istriku yang besar dan montok terayun-ayun akibat sodokan yang dilakukan oleh tetangaku. Istriku terlihat begitu menikmati…, matanya terpejam dan mulut yang teranganga.
Secara perlahan rangsangan gairah yang tadi melanda diriku, kembali menjalar diseluruh pembuluh darah dan hatiku. Rangsangan itu perlahan-lahan mengalihkan rasa marah yang membludak di dalam dada. Semakin lama, rangsangan yang kurasakan semakin menggeser rasa marah yang melanda dada ini. Sehingga ada dorongan untuk terus menyaksikan perselingkuhan yang dilakukan oleh istriku dengan Anton. Penisku kembali mengeras dan tegang menyaksikan adegan yang sangat merangsang itu, nafasku semakin sesak dan terengah-engah.
Beberapa menit kemudian kulihat tubuh mereka berkelojotan bersamaan dengan erangan dan dengusan yang semakin keras dan akhirnya mengejang kaku dan mengalami orgasme secara bersamaan.
Tanpa terasa akupun mengejang dan cret…. cret…. cret … spermakupun muncrat membasahi celana. Badanku terasa lemas namun nyaman, nafasku tersengal-sengal menikmati sensasi orgasme yang sangat aneh ini.
Kumatikan kameraku, secara perlahan aku meninggalkan tempat itu dan kembali menuju rumahku dengan perasaan tak menentu. Sesampai di rumah, kulihat anakku dan anak Anton tertidur kelelahan di ruang tengah yang berantakan. Aku langsung menuju ruang kerjaku dan menyalakan komputer untuk menyalin file yang berisi bukti adegan persetubuhan istriku dan Anton ke dalam flashdisk. Kumatikan komputerku dan dengan gontai aku melangkah menuju ruang tamu dan duduk di kursi sambil melamun dengan pikiran yang berkecamuk.
Di dalam keheningan itu, perlahan-lahan otakku dapat berpikir kembali. Rasa cemburu, marah dan kecewa bercampur menjadi satu, ingin rasanya kuceraikan istriku saat ini juga, tapi rasa cintaku demikian besar pada istriku dan aku tak sanggup berpisah dengannya.
Walaupun aku selalu membayangkan dapat menyetubuhi istri Anton, tetapi aku sama sekali tak berniat untuk meninggalkan istriku,karena aku sangat mencintainya.
Pikiranku seperti diarahkan agar membiarkan saja ini terjadi, demi menjaga keutuhan rumah tanggaku dan rumah tangganya. Tapi sebagai pembalasan atas apa yang mereka lakukan aku akan balas menyetubuhi istri Anton dengan seijin istriku dan Anton.. Biarkan saja perselingkuhan itu sebagai bumbu kehidupan berumah tangga yang dapat menambah gairah kami dalam meningkatkan kemesraan hubungan suami istri. Bahkan ada bisikan-bisikan yang menganjurkan agar masing-masing kami pernah menyaksikan istri atau suaminya bercinta dengan tetangganya. Dan akhirnya lamunanku lebih terarah ke bagaimana caranya agar semuanya bisa setuju dengan kondisi yang kuhayalkan tadi. Tapi apakah istri Anton yang solehah ini dapat menyetujuinya ?
————-
Ketika aku termenung itulah, istriku pulang dari rumah Anton setelah mereguk kenikmatan bercinta dari Anton.
————-
Istriku menangis sesegukan di kakiku…., sambil berkata “maafkan Mamah, Pah!… Ampuni Mamah…! Mamah rela melakukan apa saja untuk menebus kesalahan yang Mamah lakukan….asal Papah mau memaafkan Mamah…..Huu.huuu..huu” kata istriku sambil terus menangis
“Betul…? Mamah akan melakukan apa saja ?” Tanyaku menekannya
“Betul.., Pah !” jawab istriku tanpa pikir panjang sambil terus menangis di kakiku.
“Udah… bangun… “ kataku menyuruhnya bangun
“Maafkan dulu Mamah…hu..hu..” kata istriku belum berani beranjak dari kakiku.
“Udah…. Bangun…., Mamah akan Papah maafkan…. Asal…!” kataku terpotong
“Asal apa, Pah ?” tanya istriku lagi sambil menengadahkan wajahnya menatap wajahku., matanya merah berlinangan air mata penyesalan.
“Asal Mamah rela, bila Papah menyetubuhi istri tetangga kita dan Papah ingin Mamah mengintip Papah yang sedang menyetubuhi istri tetangga kita, sebagaimana Papah lihat, bagaimana Mamah menjerit-jerit nikmat disetubuhi oleh tetangga kita, seperti yang terdapat pada rekaman ini.” Kataku kalem sambil menunjukkan kamera yang berisikan rekaman perselingkuhan istriku.
“Papah.. merekamnya..?” tanya istriku terbelalak kaget
“Ya… sebagai bukti perselingkuhan kalian.” Jawabku ketus.
“Tapi…Pah…!” Kata istriku menyanggah..
“Tapi , apa..?”
“Adakah cara lain…?”istriku berusaha menawar
“Hanya itu syarat dari Papah…, agar Papah memaafkan perbuatan Mamah. Kalau tidak…, terpaksa kita bercerai dan rekaman ini dapat menjadi bukti perselingkuhan kalian. Dan untuk memuaskan dendam Papah kepada kalian berdua yang telah menghianati Papah, maka akan Papah sebarkan rekaman ini di internet…” Ancamku.
“Jangan, Pah…, jangan ceraikan Mamah…., Mamah sangat cinta pada Papah. Lakukan saja yang ingin Papah lakukan , kalau memang itu merupakan syarat dari Papah untuk memaafkan penghianatan Mamah….” Kata istriku menyerah.
Kurengkuh tubuh istriku yang masih terduduk di lantai , kucium mesra bibirnya sambil berkata “Papah sangat mencintai Mamah…”. Istriku membalas dengan ragu ciuman mesra penuh rasa cinta yang kuberikan. Kuangkat tubuhnya agar duduk disampingku. Istriku memeluk diriku erat-erat dan kepalanya dia sisipkan di dadaku.
Cukup lama dia memelukku. Kemudian wajahnya menghadap wajahku dan bertanya “Bagaimana, Papah bisa memiliki rekaman itu ?”
“Papah merekamnya, waktu mengintip apa yang sedang mamah lakukan dengan tetangga kita” kataku.
Istriku terdiam dan percaya akan apa yang kuceritakan, kemudian dia bertanya lagi “Bagaimana caranya agar istri tetangga kita mau bercinta dengan Papah, bukankah dia wanita yang solehah dan taat beribadah. Dan lagi apakah suaminya setuju jika istrinya digauli oleh Papah..”
“Suaminya pasti setuju dan harus setuju, kalau tidak…… ancaman Papah untuk menyebarkan rekaman ini akan dilaksanakan. Oleh sebab itu…. tugas Mamah merayunya agar dia setuju.” Kataku lagi
“Bagaimana caranya Papah bisa menggauli istri tetangga kita yang solehah itu ?” kembali istriku menanyakan hal yang tadi dia tanyakan.
“Akan kuperlihatkan rekaman ini padanya….., dia pasti marah dan dendam pada kalian berdua…., Sehingga dengan mudah Papah bisa mempengararuhinya dan merayunya agar dia mau melayani Papah..” kataku lagi.
Istriku hanya bengong mendengar rencanaku. Dia tidak bisa berbuat apa-apa mendengarucapanku itu.
“Hayooo…. Mengapa bengong ! Sudah sana pergi temui tetangga kita dan perlihatkan rekaman ini, serta ceritakan syarat dari Papah. Rayu dia agar setuju dengan syarat dari Papah, biar posisi kita menjadi seri.” Suruhku pada istriku untuk menemui Anton.
Dengan langkah berat, istriku kembali menemui Anton di rumahnya. Cukup lama aku menunggu istrku kembali. Aku sudah tak peduli dengan apa yang mereka lakukan, yang ada di pikiranku adalah malam ini aku bisa menikmati tubuh istri Anton yang menjadi obsesiku selama ini.
Lama kutunggu-tunggu, istriku belum pulang juga. Hingga akhirnya istriku datang dibuntuti oleh Anton. Tampak sekali Anton merasa rikuh menatapku, tatapan mata orang yang merasa sangat bersalah, karena tertangkap basah perselingkuhannya dengan istriku terekam oleh kamera.
Dengan terbungkuk-bungkuk dia menyembah diriku sambil meminta ampun dan memohon agar aku tidak melaporkan tindakannya ke polisi serta memohon dengan sangat agar rekaman itu tidak disebarkan ke internet. Dia menyanggupi syarat yang kuajukan sebagai balasan atas apa yang dia lakukan terhadap istriku.
Aku bilang padanya bahwa nanti malam aku akan mengunjungi rumahnya, kemudian dia harus meninggalkan aku dan istrinya berdua di rumahnya
Dan kuminta dia dan istriku mengintip apa yang kulakukan dengan pada istrinya sehingga dia merasakan bagaimana perasaannya jika istrinya digauli oleh laki-laki lain. Dengan berat hati dan terpaksa, Anton menyetujui usulku. Dan akhirnya dengan gontai ia kembali ke rumahnya.
Sisa hari itu kugunakan dengan menunggu kejadian mendebarkan yang akan terjadi dan akan merubah suasana perkawinan keluarga kami, dan akhirnya waktu yang kutunggu itupun tiba.
Sekitar jam 9 malam, Aku segera mendatangi rumah Anton dan mengetuk pintu. Tak lama kemudian, istriku Anton membukakan pintu, dan seperti biasa dia mengenakan baju longgar dan panjang serta kepala dan dadanya ditutup oleh jilbab yang lebar.
“Ehhh….bapak ! Ada apa Pak ?” katanya kaget. Aku berusaha bertindak tenang seolah-olah orang yang
sedang benar-benar bertamu.
“’Ngga apa-apa, Bu ! Bapak ada ?” Jawabku. Dia mempersilahkanku duduk di kursi tamu, dan menutup pintu.
“Pah…! Pah..! Ada tamu…” teriak istri Anton memanggil suaminya.
“Ada siapa Mah ? “ jawab Anton sambil keluar dari kamar.
“Aihh…, Bapak…., ada apa Pak ?” tanya Anton bersandiwara.
“Ahh…, pingin silaturahmi aja Pak…, Mana si kecil ? sudah tidur ?” jawabku berbasa basi.
Kemudian kami ngobrol berbasa-basi, sebelum akhirnya dia bilang akan meninggalkanku sejenak, dengan alasan mau ke warung untuk beli rokok.
Setelah Anton meninggalkan rumah, aku mulai bertanya pada istri Anton yang selalu menggoda hatiku ini. “Bu !, Ngomong-gomong…, saya ingin bertanya…!” kataku
“Mau nanya apa sich ?” balasnya sambil menatapku.
“Bagaimana, perasaan ibu, kalau ibu tahu suami ibu berselingkuh ?” tanyaku langsung pada persoalan.
“Kenapa, Bapak menanyakan hal yang tidak sopan seperti itu ?” jawab istri Anton dengan nada tersinggung.
“Jawab saja pertanyaan saya !” desakku padanya
“Tentu saja saya sangat kecewa dan marah padanya. Saya minta Bapak jangan memfitnah suami saya dan sebaiknya bapak pulang sekarang, saya tersinggung dengan ucapan Bapak” jawabnya istri Anton tersinggung dan mulai emosi.
“Bagaimana kalau ternyata, dia berselingkuh dengan istriku ?” kataku lagi tanpa menghiraukan kata-kata pengusiran yang dilontarkannya.
Dia terhenyak dan menatapku tajam “Kenapa bapak berkata begitu ? Apakah dia berselingkuh dengan istri bapak ?” katanya mulai melemah dan terhenyak lemas.
“Itulah sebabnya saya tanyakan pada Ibu, apa reaksi ibu kalau ternyata suami ibu berselingkuh dengan istriku ?” tanyaku tanpa memperdulikan pertanyaannya.
“Bapak jangan memfitnah suami saya, suami saya orang baik-baik…, mana buktinya ?” emosi istri Anton mulai naik kembali.
“Saya punya rekaman perselingkuhan suami ibu dengan istri saya..” jawabku tegas sambil memperlihatkan flashdisk padanya, “Jadi…, apa reaksi ibu, kalau tahu suami ibu selingkuh dengan istri saya ?” desakku lagi.
“Saya sangat kecewa, tapi tak bisa apa-apa….. karena saya sangat mencintai suami saya, dan tak mungkin saya minta cerai padanya. Karena saya sudah sebatang kara, tidak punya sanak saudara.. Tapi…… apakah benar seperti itu ? dari mana bapak dapatkan rekaman itu ? dan apakah benar isi rekaman itu adalah suami saya?” berondongan pertanyaan dia lontarkan padaku dengan penasaran dan rasa khawatir.
Aku tak menjawabnya, tapi langsung menuju meja komputer yang ada di ruang tengah. Lalu kunyalakan komputernya sambil berkata “Saya punya bukti perselingkuhan mereka di flashdisk ini…”. Dia termenung dan menanti dengan tak sabar apa tindakanku selanjutnya. Kupersilahkan dia duduk di kursi yang ada di depan komputer sementara aku berdiri di sampingnya sambil memasang flashdsk pada CPU.
Kemudian aku membuka file rekaman yang berisi adegan persetubuhan yang dilakukan suaminya.
“Aihhhh…” mulutnya menjerit tertahan, dan kedua tangannya menutup mulutnya yang menganga, jantungnya seolah berhenti berdetak, nafasnya sesak serta matanya melotot tak berkedip ketika dia menyaksikan tubuh seorang lelaki yang mirip tubuh suaminya dalam keadaan bugil sedang menghentak-hentakan pantatnya pada selengkangan seorang wanita yang tak tampak pada layar karena terhalang oleh tubuhlelaki itu. Hanya terdengar samar-samar suara erangan dari seorang wanita yang sedang meraih nikmat…
“Benarkah….. itu suami saya…? Wajahnya kan tak terlihat, tapi……, itu ‘khan kamar kami…!” keringat dingin keluar dari pori-porinya dan sorot matanya memperlihatkan bahwa dia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Tapi suasana kamar yang diperlihatkan pada layar memang menunjukkan kamarnya…..
“Kapan gambar ini direkam ?” disela-sela nafasnya yang tersengal
“Tadi pagi sekitar jam 9 pagi..” jawabku.
Nafasnya semakin sesak….., sementara erangan-erangan nikmat yang terdengar mulai merangsang gairahnya. Berbagai macam perasaan berkecamuk di kepalanya. Membuat pikirannya buntu.
Mulutnya menjerit tertahan ketika lelaki itu berpindah posisi sehingga wajah lelaki dan wajah wanita yang ada dalam itu jelas memperlihat wajah suaminya dan wajah istriku. Dia memalingkan wajahnya seolah tak percaya dan tak mau melihat apa yang tampak di layar monitor. Tapi tak lama kemudian dia mengintip dari sudut matanya untuk melihat kejadian selanjutnya yang ditampilkan dari layar monitor.
“Bu…, saya sangat cemburu dan marah luar biasa pada saat saya pulang dan mencari istri saya ternyata istri saya sedang asyik bercinta dengan suami ibu. Ingin rasanya saya melabrak masuk dan membunuh mereka berdua. Tapi keinginan itu kutahan karena saya sangat mencintai istri saya. Dan tak ingin lingkungan kita menjadi gempar karena saya memergoki istri saya dan suami ibu berselingkuh.”
“Keluarga kita berdua bisa malu…,kasihan anak-anak. Itu sebabnya saya merekam perbuatan mereka supaya mereka tidak bisa mungkir.”
Lalu lanjutku lagi “Untuk membalas perbuatan mereka agar impas dan mambalas rasa sakit hati saya, maka saya sudah minta pada suami ibu agar saya bisa mengauli ibu dan suami ibu menyetujuinya agar kita bisa membalas perbuatan mereka.Itulah sebabnya suami ibu meninggalkan kita berdua sekarang”
Istri Anton mulai terpengaruh oleh ucapanku, sebab diapun sakit hati terhadap apa yang dilakukan suaminya dengan istriku. Timbul dendam didalam hatinya untuk membalas apa yang dilakukan oleh suaminya dan istriku.
Sementara itu di layar, terlihat bahwa istriku dalam posisi merangkak sedang digenjot oleh suaminya dengan hentkan-hentakan yang membuat mata istriku terpejam menahan nikmat dari dari mulut istriku kembali terdengar erangan-erangan nikmat.
Cemburu, kecewa dan amarah yang berkecamuk di dalam dada istri Anton menimbulkan dorongan untuk membalas perbuatan suaminya dengan berselingkuh denganku. Apalagi dilihatnya istriku begitu terlonjak-lonjak menikmati sodokan penis suaminya, Istri Anton iri dengan kenikmatan yang di dapat istriku dari suaminya
Disamping itu apa yang dilihatnya itu menimbulkan rangsangan berahi yang mulai menggeser rasa marah dan kecewanya. Tangannya mulai meremas-remas pegangan kursi dengan keras, terlihat bulu-bulu halus ditangannya berdiri yang menunjukkan bahwa dirinya sudah terangsang. Gairahkupun sebenarnya sudah meninggi menyaksikan persetubuhan yang mengairahkan yang dilakukan istriku dan suaminya.
Semakin lama tampaknya gairah nafsu berahi semakin menguasai diri istri Anton, dadanya turun naik terpompa gairah yang semakin membumbung tinggi. Keinginan untuk segera membalas dendam semakin besar. Duduknya gelisah dan mulai menggeliat, hingga pada saat tayangan menampilkan kondisi dimana istriku dan suaminya melonjak-lonjak dan mengejang kaku mencapai orgasme, rupanya nafsu istri tetangga sudah tak tertahankan lagi dia langsung berdiri dan berkata “Kalau suami saya berselingkuh dengan istri bapak, mengapa saya tidak boleh? Saya juga mampu melakukan seperti apa yang mereka lakukan, bahkan saya akan melakukannya lebih dari apa yang mereka lakukan. Apalagi seperti yang bapak bilang bahwa suami saya mengijinkan bapak menggauli saya. Ayo Pak! Tunggu apa lagi ?” katanya parau. Cemburu , marah dan gairah bercampur menjadi satu.
Tangannya merengkuh leherku dan bibirnya langsung melumat bibirku dengan penuh nafsu birahi yang meronta-ronta ingin menemukan pelampiasan. Rupanya ia ingin membalas sakit hati yang dirasakannya dan berharap suaminya melihat apa yang dilakukannya padaku.
Begitu ganas istri Anton yang berjilbab lebar ini mnciumiku, hawa dari mulutnya terasa panas menandakan gairah nafsu yang membara, kakinya terjinjit agar wajahnya semakin mendekat dan rapat ke wajahku, pelukannya sangat erat dan kepalanya bergerak lincah sambil bibirnya menghisap dan mengecup bibirku. Kembali istri Anton ini merasa sakit hati akan kelakuan suaminya. Dan rasa sakit hatinya ini membuatnya ingin segera membalas rasa sakit hati pada suaminya.
Dia langsung membuka seluruh pakaiannya hingga tak ada selembar benangpun yang menempel pada tubuhnya, aku terpana memandang mulusnya tubuh istri Anton yang selama ini hanya ada dalam lamunanku saja. Sekarang secara nyata ada di hadapanku.
Yang kuhayalkan selama ini memang benar, kulit tubuh istri tetangga ini demikian putih, mulus dan halus bak pualam. Ohhhh… ‘the dream come true’. Rangsangan yang merasuk ke aliran darahku semakin deras. Terutama saat kupandangi buahdadanya yang masih mengacung montok sangat indah.
Aku tak tahan menikmati pemandangan indah ini. Kuhampiri tubuh bugil istri Anton ini, kupeluk dengan nafsu yang menggebu-gebu, kuciumi seluruh pundak, leher dan buah dadanya dengan nafas yang berat dan terengah-engah. Tanganku tak tinggal diam, turut meremas-remas buah dada yang montok dan menggemaskan.
Nafsu istri Anton semakin terbakar, tubuhnya menggelinjang menikmati cumbuanku, erangan nikmat keluar dari mulutnya yang mungil “Ouh… euhh… auhhh….”. Kepalanya terdongak sambil mengerang dengan mata terpejam. Buah dadanya semakin membusung, mulutku langsung menjilati dan menghisap putting susu yang semakin menonjol keras.
Penisku semakin keras dan tegak, mendorong celana yang kukenakan, terasa sakit terjepit oleh celana yang seolah tak mampu membendung membengkaknya batang penisku.
Aku melepaskan seluruh pakaian yang kukenakan. Melihat apa yang kulakukan, gairah istri Anton semakin tak tertahankan, dia menarik lenganku agar bersama-sama naik ke sofa.
Nampaknya nafsu istri Anton sudah tak tertahankan, vaginanya terasa basah dan sangat gatal ingin segera digaruk. Dan rasa gatal itu semakin meronta-ronta melanda vaginanya ketika matanya melihat batang penisku yang mengacung keras dan tegang. Dia membanting tubuhku agar telentang, dengan tergesa-gesa dia mengangkangi pinggangku, meraih batang penisku dan mengarahkannya pada liang vaginanya yang semakin basah, berdenyut dan gatal. Pantatnya ditekan sambil memejamkan mata menanti kenikmatan yang datang menjelang
Lalu bleessshhh…….”Ahhhkk……” erangan nikmat dan merangsang keluar dari bibirnya yang tipis. Matakupun mendelik merasakan kepala penisku menerobos liang vaginanya yang sempit menjempit namun panas membara. Rasa nikmat yang luar biasa menjalar ke seluruh penjuru urat nadiku. “Oohhhh…..” akupun melenguh nikmat.
Rasa nikmat dan puas semakin bertambah, karena mimpiku jadi kenyataan. Dan diluar dugaanku ternyata istri Anton ini demikian liar dalam bercinta bertolak belakang dengan prilakunya sehari-hari yang lembut dan anggun.Aku semakin puas dan nikmat menghadapi kenyataan ini.
Dinding vaginanya berdenyut keras seolah menghisap kepala dan batang penisku, lalu dia melonjak-lonjakan tubuhnya dengan hebat dan tak lama kemudian dia menjerit panjang sambil tubuhnya mengejang kaku “Aaaaaaakkkhhhhh…….”.
Dendam dan Gairah nafsu yang begitu meronta-ronta mengakibatkan orgasmenya begitu cepat datang menjemput. Beberapa saat kemudian dia ambruk menimpa tubuhku, kepalanya diletakkan di atas dadaku. Dinding vaginanya berdenyut kuat dan cepat dan dasar liang vaginanya meremas dan menghisap-hisap kepala penisku memberikan kenikmatan yang tak terhingga padaku.
“Ouhhhh…..” keluar nikmat tanpa terasa keluar dari mulutku merasakan nikmatnya vagina istri Anton ini. Vaginanya memang lain dari yang biasa kurasakan dari istriku. Remasan dan hisapan yang dilakukan vagina istri Anton ini demikian kuat menyentuh simpul-simpul syarat kenikmatan yang ada di sekeliling batang dan kepala penisku.Uuuhhh….. luar biasa
Denyutan dinding vaginanya semakin lama semakin melemah namun terasa semakin basah dan licin. Setelah denyutan dinding vaginanya menghilang dan nafasnya teratur kembali, dia mulai menggerakan pinggulnya ke atas ke bawah agar batang penisku yang masih ditelan oleh vaginanya mengocok dan menggaruk seluruh dinding vaginanya dan masih gatal. Gerakan pinggulnya kadan-kadang berubah ke kiri dan kekanan bahkan diputar agar sambil menekannya dalam-dalam agar penisku masuk semakin dalam menggaruk dinding vaginanya.
Rasa nikmat yang teramat sangat kembali menjalar di tubuh kami, aku membalas gerakan pinggulnya dengan menghentak-hentakan pantatku ke atas dan kebawah agar garukan batang penis semakin lebih terasa nikmat.
Pinggulnya bergerak demikian lincah dan liar, tubuhnya melonjak-lonjak, sehingga mataku terpana melihat buahdadanya yang montok dan sekal berayun dan berguncang-gucang. Kujulurkan kedua tanganku untuk meremas dengan gemas dan penuh nafsu kedua buahdada indah itu. Kepuasan dan kenikmatan semakin menjalar di seantero pembuluh darah kami.
Kedua tangannya memegangi kedua pergelanganku yang sedang memberikan kenikmatan tambahan dengan meremas dan memilin buahdadanya sebagai pegangan pada saat lonjakannya semakin keras meronta-ronta.
Lonjakan tubuhnya semakin liar dan pinggulnya menghentak-hentak kaku, sementara itu, penisku terasa seperti dijepit kuat dan dipelintir oleh mesin penggilingan yang sangat nikmat hingga mataku melotot dan melenguh “ouhhhhhhh…..”
Pinggulnya menghentak sangat keras dan dalam, cengkraman kedua tangannya pada pergelangan tanganku sangat kuat, punggungnya menjauh, tubuhnya melenting kaku dengan mata mendelik dan berteriak cukup nyaring “Aaaaaaakkkhhhhh…….”
Kembali istri Anton ini mengalami orgasme yang lebih luarbiasa dibandingkan dengan orgasme pertamanya, sesaat kemudian tubuhnya melayang dan ambruk kembali di atas tubuhku.
Sensasi orgasme yang kedua darinya kembali dirasakan penisku, kali ini remasan dan kedutan dinding baginanya terasa lebih kuat dan lebih cepat dibandingkan yang pertama, sehingga akupun merasa lebih nikmat.
Sambil telungkup lemah di atas tubuhku, dengan lemas dia julurkan kakinya sehingga berada di samping luar kedua kakiku yang agak terbuka, kedua tangannya dia susupkan ke bawah bahuku dan merengkuh pundakku dari bawah. Kemudian mulutnya menciumi dadaku, merayap ke atas , ke leher , ke pipi hingga kembali bibir kami bertautan dengan hisapan yang dalam dan panjang.
Sambil berciuman, pantatnya kembali bergerak ke atas dan ke bawah agar batang penisku yang masih keras kembali menggaruk rasa gatal pada dinding vaginanya yang kembali datang walaupun telah terpuaskan.
Helaan pantatnya yang terkadang diselingi dengan gerakan memutar dan menekan, semakin cepat dan bertenaga, buahdadanya menggesek-gesek dadaku akibat gerakan pinggulnya yang memelintir nikmat batang penisku yang masih kuat dicengkram oleh dinding vaginanya. Gerakan melonjak yang kejang dan kaku kembali dialami oleh istri Anton setelah beberapa saat dia menghela batang penisku. Kepala terangkat menjau dari wajahku, matanya terpejam rapat dan “Aaaaaakkkkhhhhh…..” kembali dia meraih orgasme yang semakin cepat dapat diraihnya. Dan kembali tubuhnya lunglai lemas di atas tubuhku.
Rasa dendam pada suaminya membuat dirinya demikian lincah dan binal. Sehingga Berkali-kali dia meraih orgasme di atas tubuhku dalam posisi dia diatas tubuhku. Berbagai gaya goyangan pinggul dia peragakan mulai dari menaik-turunkan pantatnya, memutar pinggulnya hingga memaju-mundurkan pantatnya.
Batang penisku seperti dipelintir, dijepit dan dihisap-hisap luar biasa nikmat. Teriakan dan erangan nikmat yang keluar dari mulutnya semakin keras dan merangsang, seolah ingin di dengar oleh suaminya bahwa dia juga bisa selingkuh seperti suaminya.
Akhirnya istri Anton betul-betul ambruk dan tak mampu menggerakkan pinggulnya beberapa saat. Namun tampaknya rasa gatal yang menyerang dinding vaginanya belum juga hilang sepenuhnya. Dia menggulingkan tubuhnya hingga telentang di sampingku. Dan tangannya menarik tubuhku agar aku di atas.
Aku paham dengan apa yang diinginkannya. Tubuhku bangkit, kukangkangkan pahanya, lalu aku meletakan kedua lututku tepat dibawah pahanya, kuarahkan penisku yang semakin bengkak dan keras pada mulut liang vaginanya yang mengkilat basah oleh cairan kenikmatan. Dan blessshhh…… penisku menerobos liang vagina yang semakin basah , namun tetap terasa sempit dan menjepit serta memijit-mijit batang penisku.
Aku mulai memompa pantatku hingga batang penisku mengocok-ngocok dan mengaduk-aduk liang nikmat itu. Setelah sekian lama aku menggenjotnya, dia mulai membalas dengan menghentak-hentakan pinggulnya menyambut setiap sodokan batang penisku dengan erangan-erangan nikmat yang kembali dia perdengarkan.
Pada saat istri Anton sedang melonjak-lonjak merasakan nikmat atas sodokan-sodokan batang penisku, tiba-tiba suaminya dan istriku masuk melalui pintu yang tadi lupa tidak ditutup. Istri tetangaku terperanjat dan terpekik kaget “Awww….”. Dan kekagetannya semakin bertambah setelah melihat bahwa suaminya dan istriku langsung melepaskan pakaian yang sudah setengah terbuka.
Dia berusaha melepaskan diri dari himpitan tubuhku yang sedang menekan pinggulku dalam-dalam hingga seluruh batang penisku amblas hingga ke pangkalnya di dalam vaginanya. Tapi urung dilakukan karena ternyata suaminya masuk bukan untuk menghentikan kami yang sedang berpacu meraih nikmatnya persetubuhan.
Dia menggandeng tangan istriku, dan menuju sofa dimana aku dan istrinya sedang bercumbu.
Betapa besar rasa cemburunya ketika dia melihat bagaimana istrinya dengan lincah dan ganas melonjak-lonjak di atas tubuhku. Namun baik istriku dan Anton tak berdaya untuk menghentikan apa yang sedang kami lakukan. Mereka hanya melihat apa yang kami lakukan dengan perasaan yang tak menentu.
Tetapi perasaan cemburu dan bersalah yang melanda hati Anton dan istriku secara perlahan tergantikan oleh rangsangan berahi yang menjalar di seluruh pembuluh darah mereka melihat bagaimana aku dan istrinya melonjak-lonja meraih nikmat serta mendengar erangan-erangan istrinya yang membuat nafsu berahi keduanya naik dengan cepat.
Sambil melihat apa yang kami lakukan, mereka saling meremas dan meraba membuat nafsu mereka membumbung tinggi., Dan mereka bercumbu di depan pintu sambil memperhatikan kami, pakaian yang istriku kenakan sudah setengah terbuka. Buah dada istriku yang besar membusung indah sudah terbuka dan diremas-remas oleh Anton sambil melihat yang kami lakukan
Dan pada saat aku sedang di atas tubuh istrinya, nampaknya nafsu mereka sudah tak tertahankan lagi, mereka langsung melepaskan semua pakaian hingga akhirnya bugil.
Istriku dibimbingnya agar berbaring dibagian kosong di sofa lain di ruang tamu itu, namun kaki istriku masih terjulur di lantai. Tanpa memperhatikan kami yang sedang bengong melihat kedatangannya. Anton langsung mengangkat paha istriku hingga terkangkang, meletakkan kedua lututnya ke pinggir sofa dan mengarahkan batang penisnya yang sangat tegang dan keras ke mulut liang vagina istriku yang basah menunggu dimasuki oleh batang penis yang keras.
Lalu dia mulai menggenjot tubuh istriku dengan cepat hingga tubuh istriku melonjak-lonjak dan mengerang nikmat. Rangsangan nafsu begitu menguasai istriku dan Anton, sehingga mereka langsung merasa berada di awang-awang dilambungkan oleh kenikmatan yang tak terhingga.
Rangsangan kembali menjalar di tubuh istri Anton melihat suaminya tidak mempedulikan dirinya. “Aku.. akan melayanimu Mas…., aku akan memuaskanmu mas…., kalau Mas Anton aja bisa dan sangat bersemangat memberikan kenikmatan pada istrimu. Mengapa aku harus merasa terpaksa melayanimu Mas ?. Ayo mas …aku akan membuatmu melayang-layang…” demikian katanya sambil kedua tangannya memeluk erat tengkukku.
Ciuman yang istri Anton berikan pada bibirku demikian ganas dan panas membara memberikan rasa nikmat yang membuat diriku melayang. Kemudian dengan liarnya, bibir dan lidahnya menciumi serta menjilati sekujur bidang dadaku sampai ke perut kemudian naik lagi kearah puting susuku yang kiri dan kanan secara bergantian. Dihisap-hisapnya dengan penuh nafsu kedua puting susuku sehingga aku melayang nikmat.
”Ouhhhh… ” keluhku. Kemudian tangan istri Anton dengan cekatan memegang pangkal penisku dan mengocoknya, sementara bibirnya langsung mengemut, menghisap dan menjilati penisku membuat aku semakin melayang diterpa nikmat yang luar biasa
”Akh…..hoohhh…..hoh… Aduh jeng….enak….ohhh…” kata-kataku keluar dari mulutku secara terpotong-potong.
Secara sekilas kulihat bahwa posisi istriku dan Anton sudah berubah. Mereka sudah tidak lagi berdiri dipinggir sofa melainkan sudah berbaring diatas karpet . Anton terlentang dalam keadaan telanjang bulat . Tangan kanan istriku memegang pangkal penis Anton dan tangan kirinya mengusap-ngusap dada Anton, sementara mulut dan bibir istriku sibuk mengemut, menghisap dan menjilati kepala penis Anton membuat badan Anton terlonjak-lonjak dan kedua kakinya terkejang-kejang menahan nikmat yang diberikan istriku.
Aku disinipun tak mau kalah… kuangkat badan mungil istri temanku ini, kuciumi seluruh bagian leher jenjang yang menggairahkan ini kejilat dan kuhisap-hisap hingga mata istri temanku ini terbeliak-beliak menahan nikmat dan mulut yang megap-megap serta keluarlah suara desisannya.. ”Hsssstttt….hhssstt..”
Tanganku segera bekerja untuk meremas buah dada indah ini dan memilin-milin puting susunya sedang mulutku langsung menghisap dan menjilati puting susu yang sebelahnya.
Desahan istri temanku sudah berubah menjadi erangan kenikmatan : ”Euh…euh… ouh…ouh….” dengan mata yang kadang terpejam rapat dan terkadang terbeliak-beliak menahan nikmat.
Lalu kedua tanganku langsung meraih pantat indahnya dan bibirku langsung menuju selangmasan istri temanku ini dan dengan rakus aku menciumi, menjilati bahkan menghisap-hisap dan menggigit-gigit gemas vagina istri temanku ini. Perbuatanku ini membuat kaki istriku terjinjit-jinjit didera rasa nikmat dan kedua tangannya bertahan pada pundakku dan erangannya sudah berubah menjadi jeritan-jeritan serta teriakan nafas tertahan
”Auw…auw… ouhh…ouh enak mas…makasih mas….ouh…enak…mas…auw …” demikian ucapnya tiada henti seiring dengan ciuman dan jilatan lidahku pada vaginanya.
Sampai akhirnya ia menjinjitkan kakinya tinggi-tinggi dan lurus kaku, kedua tangannya mencengkram pundakku dengan keras bagaikan cakar burung elang yang menangkap mangsa dan badannya melenting bagaikan busur panah, pantatnya ditekankan ke wajahku keras-keras sambil berteriak..”Aaaakkkhhhh……” kemudian badannya melonjak-lonjak dengan pantat yang berkedut-kedut dan setelah itu badannya terjengkang kebelakang hingga hampir jatuh telentang jika tidak kutahan..
Kubangunkan dia dan kubawa ke atas sofa, kulihat matanya basah oleh air mata yang keluar akibat menahan nikmat yang teramat sangat sambil berucap terbata-bata .. ”Makasih mas…enak banget…aku sangat melayang dan terhempas kehilangan keseimbangan…” kemudian ia memeluk erat diriku sambil merasakan sisa-sisa kenikmatan yang masih datang menghampirinya.
Sementara itu Anton telah diguncang-guncang kenikmatan yang diberikan oleh istriku. Tubuh istriku sedang menduduki selangkangan Anton dan dia bergerak sangat lincah dan erotis memberikan segala kenikmatan yang ada. Buah dadanya berguncang-guncang menggairahkan akibat gerakannya yang sangat liar. Mata Anton terbeliak-beliak menahan nikmat sementara dari mulut istriku keluar teriakan-teriakan seperti orang yang sedang berolah raga dengan nafas yang tersengal-sengal.
”Hhoh…Hhohh.. ..hessshhh ….heshhh ” seiring dengan gerakan pantatnya yang maju-mundur, keatas kebawah, kekiri-kekanan dan diputar-putar.
Teriakan-teriakan istriku rupanya cepat membangkitkan kembali nafsu istri Anton untuk melanjutkan persetubuhan denganku.
Badannya berdiri diatas sofa, kedua kakinya diletakkan dikiri dan kanan pinggulku , kemudian dia berjongkok mengarahkan liang vagina yang telah basah dan licin tepat di depan kepala penisku yang sedang tegak berdiri dengan gagahnya.
”Aku akan memberikan kenikmatan yang belum pernah mas rasakan sebelumnya, percayalah..!” katanya tersenyum manis berpromosi.. Tangan mungilnya mengarahkan kepala penisku ke depan liang vaginanya, kemudian pantatnya menekan ke bawah.
Dan….blessshhh…penisku telah masuk ke liang kenikmatan istri temanku secara perlahan-lahan. Sepanjang perjalanan kepala penisku menerobos liang vagina istri temanku, kepala dan batang penisku seperti disambut dengan jilatan-jilatan beribu-ribu lidah kecil yang menjilati seluruh permukaan syaraf nikmat yang terdapat diseluruh permukaan penisku. Membuat mulutku ternganga dan mata melotot menahan nikmat yang amat sangat yang tidak pernah kualami selama bersetubuh dengan istriku. Janji istri temanku ini memang benar.
Istri temanku ini tersenyum manja melihat aku melotot dan ternganga menahan nikmat yang diberikan oleh vaginanya..
”Itu tadi baru permulaan…” katanya dilanjutkan dengan mencium bibirku penuh nafsu, kemudian secara perlahan-lahan pantatnya mulai bergerak secara teratur keatas-kebawah, kedepan-kebelamas, dan diputar-putar..
Gerakan-gerakan tersebut secara periodik terus dilakukan oleh secara konstan, memberikan kenikmatan yang sangat bagi penisku. Aku sampai mabuk kepayang dan melayang-layang didera oleh angin topan kenikmatan yang diberikan oleh vagina istri temanku yang luar biasa ini.
Sepertinya istri temanku ini merasa heran, kenapa aku belum juga mencapai puncak, padahal biasanya bila jurus yang barusan saja dia peragakan padaku dia berikan pada suaminya, maka tak menunggu banyak waktu suaminya akan sampai menuju puncak dan menjerit nikmat sambil melepaskan sperma yang deras. Sementara dirasakan olehnya bahwa penisku masih tetap tegang dan keras padahal dia melihat aku terbeliak-beliak menahan nikmat
Istriku temanku semakin ganas menggerakkan pantatnya, dan mulai memperdengarkan suara dengusan dan erangan yang memburu
”Aaah…hekhs…heks… ouh…ouh….auw…” jeritannya berulang-ulang. Dan akhirnya gerakannya sudah mulai sangat cepat dan tak teratur. Denyutan , kedutan dan jilatan lidah-lidah kecil di rongga vagina istri temanku semakin keras dan akhirnya…
”Aaaaahhh…..” istri temanku menjerit sangat keras sambil melentingkan badan dan mencakar dadaku. Vaginanya ditekan kuat-kuat ke selangmasanku sehingga penisku amblas sampai dalam sekali dan kakinya kaku dan BRUK…. dia ambruk menindih tubuhku yang sudah hampir menuju puncak tapi Istri temanku ini keburu ambruk dan terdiam sehingga orgasmeku kembali surut
”Oooh…mas…benar-benar nikmat banget… mas benar-benar hebat” katanya memujiku sambil membaringkan kepalanya di dadaku menikmati sisa-sisa orgasme.
Sementara di ruang tengah, posisi sudah berubah lagi. Anton diatas istriku sedang memompa pantatnya ke selengkangan istriku. Penisnya dengan cepat keluar-masuk vagina istriku. Tangannya seperti biasa selalu bermain dibuah dada istriku yang sangat digandrunginya. Matanya melotot seperti mau copot seolah sedang mengejar sesuatu yang akan segera dia raih.
Gerakan pinggul istriku dibawah tubuh Anton sangat cepat dan tidak teratur, teriakan-terikan istriku keluar menunjukkan bahwa dia sedang didera kenikmatan yang teramat sangat yang sebentar lagi akan menuju puncak
”Auw..auw…auw…oh…ouh……”
Dan akhirnya secara bersamaan gerakan mereka berdua sangat keras dan tak terkendali dan ….
”Aaahhh…….” teriakan Anton dan istriku berbarengan. Lalu kedua tubuh mereka menegang kaku dan akhirnya terhempas lemas dengan diakhiri dengan kedutan-kedutan pantat mereka untuk saling menekan selangmasan masing-masing. Dan diakhiri dengan menggelosornya tubuh Anton dari atas tubuh istriku kesamping tubuh istriku. Dan mereka tertidur kelelahan sambil berpelukan damai.
Sementara aku sudah mulai merangsang kembali istri Anton yang masih telungkup diatas tubuhku yang terduduk di sofa ruang tamu. Kubelai rambutnya yang indah, kukecup lembut bibirnya yang tipis dan matanya yang indah lalu kembali mengulum dan menghisap-hisap bibir istri temanku dengan penuh nafsu. Dia membuka matanya dan membalas ciumanku dengan tak kalah ganasnya. Tanganku kembali mempermainkan buahdada indah milik istri temanku. Perlahan-lahan kembali pantatnya bergerak mengucek penisku yang masih berada didalam vaginanya. Tetapi nampaknya gerakan pantatnya masih kurasakan lemah, karena mungkin masih lelah karena telah dua kali merasakan puncak orgasme yang sangat hebat yang menguras banyak energinya. Akhirnya kupegangi pantatnya, kemudian aku berdiri dari dudukku sehingga posisi saat ini menjadi aku yang sedang memangku istri temanku yang mungil dan menggairahkan. Kedua kakinya dia ikatkan ke pinggangku dan kedua tangannya merangkul tengkukku sebagai gantungan, sementara selangmasannya menekan keras selangmasanku sehingga penisku menusuk vaginanya hingga ke pangkalnya.
”Ouhh…. nikmatnya…” erangku.
”Ouhmmh… mas…. aku juga enak….euh….” sahutnya sambil mendekapku seperti orang yang sedang memanjat pohon kelapa.
Kemudian aku mulai melonjak-lonjakan tubuhnya dengan melurus-luruskan kakiku. Istri temankupun ikut melonjak-lonjakan tubuhnya sehingga persetubuhan yang kulakukan sangat berat dan melelahkan namun juga sangat nikmat sehingga erangan kenikmatan kami saling bersahutan…
”Ouh….ouh….” erangannya
”Euh….hek….hek hsssttt..” Keluhku
Lututku semakin kurasakan leklok. Akhirnya kupangku istri temanku ini memepet kan punggungnya ke dinding ruang tamu dan kakinya aku turunkan sehingga kakinya terjinjit tertahan vagina yang diganjal oleh penisku yang sangat tegang. Bebanku berkurang dan pantatku dapat bergerak bebas untuk maju-mundur mengocok penisku didalam vagina dengan beribu-ribu lidah kecil yang terus menerus menjilati seluruh permukaan penisku disertai dengan kedutan dinding yang memijit-mijit nikmat penisku. Kenikmatan ini semakin tak terlukiskan dan akupun tanpa sadar terus-menerus mendengus dan melenguh menahan nikmat
”Ouh…heh…heh……ouh….hekss…” dengusku keras.
Tiba-tiba gerakan pantat istri temanku ini semakin liar dan dia mulai menjerit-jerit kembali…”Auw…auw…auw…ohhhh….hoh…..hoh….hhhssstttt… ”
Dan akhirnya ”Aaaahhhhh…” Istri temanku kembali menjerit panjang badannya melenting kaku.. giginya menggigit dadaku dan tangannya mencakar punggungku.
Beberapa detik kemudian kembali pantatnya berkedut-kedut dan vaginanya berkontraksi sangat hebat memijit-mijit batang penisku dengan ketat..
”Oohhh…….” aku melenguh menahan nikmat. Sejurus kemudian badannya lemas tak berdaya hampir mengelosor jatuh terduduk jika tak ditahan oleh pelukanku
”Ouhh…hssss makasih mas… kenikmatan orgasme ini benar-benar melelahkanku…” katanya lemah ….
Aku bimbing kembali istri temanku ke sofa dan kubaringkan. Badannya sudah sangat basah kuyup oleh keringat. Benar-benar suatu persetubuhan yang sangat luar biasa menguras tenaga…Aku biarkan dia terbaring beberapa saat sambil kubelai-belai rambutnya yang indah. Aku tak bosan-bosan menikmati keindahan tubuh mungil istri temanku ini. Rupanya istri temanku ini merupakan tipe wanita penikmat sex, karena walaupun telah beberapa kali meraih orgasme yang hebatpun gairahnya cepat kembali bangkit untuk meraih kepuasan orgasme berikutnya., ditambah lagi keistimewaan kedutan vagina miliknya yang bagaikan memiliki ribuah lidah kecil yang selalu menjilat dan memeras penis yang menjelajahinya.
Kuarahkan dia agar kepalanya berbantalkan pegangan tangan sofa, kemudian kaki kanannya kuturankan kelantai dan kaki kiri terlipat di atas sofa, sehingga posisi istri temanku sekarang menjadi nungging dengan kaki kanan menahan di lantai dan dengkul kaki kiri menahan di sofa. Kemudian kedekati pantat seksi yang menggairahkanku ini.
Kuarahkan penis tegangku ke vagina istriku dari belamas, kemudian blesss…. kembali batang penisku merasakan jepitan liang vagina yang memiliki ribuan lidah menjilat ini..
”Ouhh…ouhh,…..” keluhku dan erangan istri temanku berbarengan.
Aku memulai mengocok penisku ke vagina istri temanku. Ku maju mundurkan pantatku hingga menekan pantatnya sehingga terdengar suara yang keras akibat tumbukan antara selangmasanku dan pantat istri temanku. Plok…plok…plok
Gerakanku mulai cepat-cepat tapi tetap teratur disertai dengan tolakan yang kejang-kejang. Hingga akhirnya pinggul istri temanku bergerak-gerak liar sehinga bunyi benturan itu semakin keras.
PLOK…PLOK…PLOK
Dan akhirnya kembali dia menjerit dan melenguh keras…
”Aaakhhh….” jerit istri temanku ini…
”Hhhooohhhhh…..” dengus napasku. Tubuhnya kaku beberapa saat dan kemudian terjadi kontraksi pada vaginanya dengan berkedut-kedut beberapa kali sangat keras.
Lalu…BRUKK… kami jatuh telungkup di atas sofa
”Ouhh… kenapa selalu enak begini, mas..? ” pertanyaan yang tak perlu dijawab dilontarkan lemah oleh mulutnya ..
Tapi saat ini aku tidak akan membiarkannya lama-lama beristirahat karena kurasakan orgasme bagi diriku sudah sangat dekat karena mataku sudah berkunang-kunang dan perasaan sudah tak menentu. Kemudian kubalikkan badannya dan langsung menindih badannya kurahkan venisku ke liang vaginanya yang sudah sangat banjir dan kemerahan dan …
Blesss… kembali kurasakan liang vagina dengan ribuan lidah menjilat ini. Aku mulai memompakan pantatku mengocok dan mengaduk-ngaduk vagina istri temanku dengan penisku. Gairah istri temanku ini kembali meninggi dan dia mulai mengeluh dan mengerang menahan nikmat..
Erangan istri temanku semakin keras…”Euh..euh..”
Dan tiba-tiba gerakan pantatnya menjadi liar dan cepat. Erangannyapun telah berubah menjadi teriakan-teriakan yang merangsang
“Aaah…aahhh…aaahhh” Dan diakhiri dengan jeritan panjang melepas nikmat “AAAaaaaahhhhhh…..” Tubuhnya kaku, badannya melenting dan vagina berkonstraksi sangat hebat membuat penisku tidak mampu bertahan. Dan aku pun menjerit melepaskan beban nikmat “Aahhhh…”
Tubuhku tegang, pantatku kutekan dalam-dalam dan.. cret…cret…cret spermaku terpancar sangat deras dan kental menyemprot dinding vagina istri temanku yang sedang berkonstraksi. Akhirnyanya tubuh kami pun berkedut-kedut menghabiskan sisa-sisa kenikmatan yang masih bisa terasakan. Kemudian…Bruk…. kali ini ..tubuhku benar-benar ambruk menindih tubuh mungil istri temanku, tapi aku gelosorkan kesamping tubuhnya, kemudian aku memeluknya sambil mata terpejam menikmati sisa-sisa orgasme yang sangat luar biasa… dan tanpa sadar kamipun tertidur.
Dini hari aku dan istri temanku terbangun karena terganggu oleh erangan dan jeritan-jeritan nikmat yang keluar dari mulut Anton dan istriku. Rupanya Anton dan istriku kembali mengayuh berahi menggapai nikmat membuat aku dan terutama istri Anton menjadi terangsang kembali. Aku merangsang gairah istri Anton dengan cara menciumi leher, dada dan akhirnya menjilati, mengulum dan menghisap puting susu istri Anton yang sudah menonjol keras, Istri Anton hanya mengerang nikmat mendapat rangsangan dariku dan akhirnya kubisikan agar pindah ke ruangan dimana suaminya dan istriku sedang menagyuh nikmat, Istri Anton memandangku sejenak, namun akhirnya mengangguk dan secara bersamaan kami berdiri dan berjalan beriringan menuju ruang tengah dengan telanjang bulat. Aku dan istri Anton semakin terangsang, begitu masuk ke ruang tengah kami lihat istriku dan Anton sedang bersetubuh dengan nafsu yang bergelora, kulihat
Anton begitu semangat mengayunkan pantatnya agar batang penisnya mengaduk-ngaduk liang vagina istriku, tangan Anton tak henti-hentinya meremas-remas buah dada istriku yang montok. Sementara itu, kepala istriku tergeleng-geleng ke kiri dan kekanan menikmati genjotan Anton sambil terus menerus mengerang nikmat, pantat istriku bergerak lincah menyambut setiap helaan pantat Anton.
Anton dan istriku yang sedang seru mengayuh nikmat hanya menoleh selintas padaku dan istri Anton ketika kami datang dan mengambil posisi disamping mereka, kemudian tanpa mempedulikan kehadiran kami mereka melanjutkan pergulatan mereka merengkuh nikmat disertai dengan suara erangan dan keluhan nikmat yang bersahutan.Aku dan istri Anton pun tidak mempedulikan kondisi mereka. Kami mulai bercumbu mengayuh nikmat yang jauh lebih seru dan lebih panas dibanding tadi, karena saat ini kami dapat melakukan dengan bebas karena kami lakukan di atas karpet yang luas.
Geliat tubuh istri Anton semakin liar dan ganas seperti mendapat tambahan tenaga baru ketika dia lihat disampingnya suaminya dengan liar dan ganas sedang menghentak-hentakan pinggulnya dia atas tubuh istriku
Dengan tiada lelah Aku terus memberikan kenikmatan yang sensasional pada istri Anton dengan cara dan variasi yang berbeda-beda. Demikian pula nampaknya dengan istri Anton, Dia mengeluarkan seluruh kemampuannya untuk memberikan kenikmatan yang dalam beberapa hal belum pernah kudapatkan dari istriku.
Entah berapa puluh kali istri temanku ini mengalami orgasme dan entah berapa ronde kami melakukan pertarungan yang sangat melelahkan dan menguras banyak tenaga. Pertarunganku dan istri Anton baru selesai ketika kokok ayam jago terdengar, sementara Anton dan istriku sudah cukup lama tertidur kelelahan setelah mereka selesai melakukan pertarungan babak kedua dini hari tadi..
Akibat kejadian semalam, keakraban kami menjadi sangat lain, orang lain akan bingung bila meperhatikan kemesraan kami, bingung untuk menentukan mana yang merupakan pasangan suami istri. Sebab aku menjadi sangat mesra dengan istriku dan istri Anton, demikian juga dengan Anton menjadi sangat mesra terhadap istrinya dan istriku.
Sejak saat itu sering kali aku pulang siang-siang bukan ke rumahku tapi ke rumah Anton dan bersetubuh dengan istrinya Anton. Demikian pula dengan Anton sering kali siang-siang ke rumahku dan bersetubuh dengan istriku. Pernah beberapa kali aku memergoki Anton sedang bergulat meraih nikmat di atas tubuh seksi istriku. Aku tidak marah tapi langsung aja kubilang akan kerumah Anton. Mereka maklum dan terus melanjutkan pergulatan yang sempat terganggu atas kedatanganku.
Kejadian hari ini adalah pengalaman pertama yang tak terlupakan, dimana kami main berempat. Dan sejak saat itu seolah-olah telah diresmikan oleh kami berempat, aku boleh meniduri istrinya kapan saja aku mau dan akupun merelakan istriku digaulinya kapankun dia mau.
Sampai saat ini status perkawinan kami tidak tergannggu. Aku dan istriku tetap saling mencinta demikian juga dengan Anton dan istrinya. Dan kami tetap melakukan hubungan suami istri dengan pasangan perkawinan masing-masing. Hanya saja sampai saat ini kami belum pernah melakukan keroyokan. Dan nampaknya tidak akan pernah kami lakukan. Tetapi kalau menukar pasangan ditengah permainan beberapa kali pernah kami lakukan. Pada saat kami melakukan acara kumpul bersama.
TAMAT.

SHARE TWEET